Apanya yang harus dimaafkan? Miyabi mungkin tidak beragama, tapi ia tidak pernah menjelek-jelekkan agama lain. Miyabi mungkin kafir, tapi ia takut dengan bom bunuh diri.
Hingga akhirnya Miyabi adalah Miyabi. Jalan hidup yang ia pilih adalah urusannya sendiri. Salah siapa yang mencintainya, salah siapa pula yang merasa terprovokasi?
Saya sih hanya berharap semoga Miyabi tidak dideportasi. Nanti dianggap ikut-ikutan negeri Singapura. Menolak kedatangan seorang pemuka, karena ajarannya dianggap tidak sesuai dengan masyarakat di sana yang multi etnis dan multi ras.
Jadi, jika Miyabi dideportasi dari Indonesia, maka kasusnya akan sederajat dengan pemuka tersebut. Mempromosikan segregasi, ajaran ekstrim, dan berbahaya bagi persatuan bangsa dan kedaulatan negara. Masa sih harus segitunya.
Jadi ingat kata-kata Miyabi;
"Saya senang bisa dicintai orang Indonesia. Hanya saja cinta yang terlalu besar membuatku merasa tidak aman."
Ah benar gak sih, Miyabi? Jadi, orang Indonesia terlalu sayang kamu ya? Sini pelok!
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H