Memang tidak semua koleksi sepatu Imelda dibiayai oleh negara. Selama ia menjabat sebagai ibu negara, banyak juga pengrajin lokal yang menghadiahkannya dengan sepatu buatan mereka.
Konon Imelda bisa menerima hadiah puluhan sepatu dalam seminggu. Jika sang ibu negara merasa pas, maka ia akan memesan lebih banyak lagi dengan warna-warna yang berbeda.
Ini hanya sekelumit kisah mengenai Ferdinand dan Imelda Marcos. Tentunya membawa kenangan pahit bagi sebagian rakyat Filipina.
Dalam sebuah pidato resmi, Bongbong Marcos membuat sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters (10/5/2021). "Jangan menilaiku dari leluhurku."
Siapa pun tahu, pernyataan Bongbong tersebut merujuk kepada kisah kelam yang tercatat dalam sejarah. Tentang kesewenangan yang dilakukan oleh ayahnya.
Nyatanya, ia tetap memenangkan pemilu.
Dalam hati saya bergumam, rakyat Filipina sepertinya cepat memaafkan. Ataukah mereka mungkin tidak pernah mempelajari sejarah. Namun melihat isu yang diangkat Bongbong tentang kejayaan masa lalu pemerintahan ayahnya, saya bisa menyimpulkan beberapa hal.
Mungkin saja orang Filipina adalah pemaaf. Bisa juga masa lalu di zaman Marcos memang lebih baik dari sekarang.
Entahlah. Lagipula, Marcos bukanlah presiden terkorup di dunia sepanjang sejarah. Ia hanya berada pada posisi kedua.
Siapakah yang berada pada posisi pertama? Tidak perlu dibahas, karena memang orang Indonesia juga pemaaf kok.
**