Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keseriusan NASA Menggarap Multiverse, Gerakan Kcymaerxthaere, dan Proyek Anita

8 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 8 Mei 2022   06:48 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keseriusan NASA Menggarap Multiverse, dan Kisah Tentang Kcymaerxthaere (gambar: pikiran-rakyat.com)

Marvel Cinematic Universe adalah semesta Marvel yang saling terkoneksi satu sama lain. Sejak film; Iron Man (2008), seluruh alur cerita besutan MCU saling terhubung.

Semesta yang terkoneksi bukan hanya di bumi saja, tapi juga hingga ke kosmik lain di luar galaksi. Bahkan sejak 2021, film Spiderman: No Way Home, konsep Multiverse mulai diperkenalkan. Lalu dilanjutkan dengan Film Doctor Strange in The Multiverse of Madness.

Kendati demikian, konsep multiverse bukanlah hal yang baru. Konsep ini telah diperkenalkan pertama kali pada 1971. Tepatnya diceritakan di komik The Avengers #85.

Secara sederhana teori multiverse menyatakan bahwa setiap orang tidak sendirian di dunia ini. Pada beberapa bagian semesta yang berbeda, ada kehidupan yang berjalan paralel.

Kamu mungkin saja memiliki nama dan wajah yang sama di dunia paralel. Begitu pula dengan orang-orang yang kamu kenal, tempat kamu tinggal, hingga pekerjaan yang kamu geluti. Tapi, nasib di sini dan di sana belum tentu sama.

Awalnya saya berpikiran bahwa multiverse tiada lain hanyalah sebuah ilusi. Tiada bedanya dengan kisah para peri dan raksasa.

Namun, tahukah Anda jika konsep ini bukan hanya sekadar dongeng sebelum tidur? Para saintis telah lama penasaran dengannya, dan sebentar lagi portal menuju ke sana bukan lagi tugas dari Doctor Strange.

Semuanya dimulai dari teori seorang perintis ilmu fisika kuantum yang bernama Erwin Schrodinger. Pada tahun 1952 ia mencetuskan teori multiverse yang terletak pada dimensi yang berbeda.

Dan teori bukanlah omong kosong. NASA sudah mulai serius menanganinya melalui proyek ANITA (Antena Transien Impulsif Antartika). Proyek ini menggunakan balon raksasa yang mengangkut antena elektronik di atas Antartika.

Yang dicari oleh Nasa adalah partikel Neutrinos yang dianggap sebagai kunci membuka multiverse. Mengapa? Itu karena sifatnya yang berlawanan. Neutrinos bergerak melawan arus gravitasi. Ia bergerak keluar bumi.

NASA meyakini jika fenomena Neutrinos yang melawan arus tersebut bukan disebabkan oleh sifat partikel, tetapi oleh dimensi waktu yang berjalan terbalik.

Baca juga: Dunia Paralel, Ketika Dunia Ghoib Menjadi Ajang Penelitian Ilmiah NASA

NASA bukan satu-satunya pihak yang meyakini adanya multiverse. Ada sebuah gerakan global yang bernama Kcymaerxthaere (Kcy) yang diprakarsai oleh Eames Demetrios, seorang penulis buku, pembuat film yang meyakini adanya multiverse.

Gerakan ini merupakan aksi instalasi plakat perunggu persegi di seluruh dunia. Setiap plakat merupakan prasasti penghormatan kepada multiverse yang mengisahkan legenda rakyat pada dunia parallel di sekitarnya.

Hingga saat ini plakat tersebut telah terpasang pada 140 tempat yang tersebar di enam benua dan 29 negara. Termasuk salah satunya di pantai utara bali dalam kedalaman 12 meter.

Baca juga: Kcymaerxthaere, 140 Portal Menuju Dunia Paralel, Terletak di 29 Negara

Mungkin saja NASA terlalu ambisius, mungkin saja gerakan KCY hanyalah halu. Tetapi diambil dari beberapa sumber, ada beberapa kejadian unik yang ditenggarai sebagai bukti adanya multiverse.

Seperti kisah Lelaki dari Taured berikut ini.

Pada tahun 1954, di Bandara Haneda Jepang, ada seorang pria yang "kesasar." Dia baru saja datang dari Eropa dari sebuah negara yang bernama TAURED.

Petugas imigrasi bingung, karena negara yang tertera pada paspornya tersebut tidak berada pada peta. Bahkan tidak pernah dikenal sebelumnya.

Petugas lalu meminta sang lelaki menunjukkan letak negaranya pada sebuah peta. Ia lalu menunjuk negara yang dikenal dengan nama Andora.

Yang lebih membingungkan, paspor tersebut juga berisikan stempel dari negara-negara yang pernah ia kunjungi. Semuanya asli.

Ketika ditanya maksud kedatangannya, sang pria menunjukkan sebuah surat undangan dari Jepang. Tapi, perusahaan tersebut tidak pernah ada. Begitu juga dengan bookingan hotel tempat ia menginap. Tidak pernah ada juga.

Akhirnya pria tersebut ditahan oleh imigrasi Jepang pada sebuah hotel dengan penjagaan maksimum. Keesokan harinya, sang pria menghilang beserta seluruh dokumen perjalanan yang tersimpan di tempat terpisah.

Ada pula kisah tentang Rudolph Fentz.

Kejadiannya pada 1950, sekitar pukul 11.30 malam. Di tengah keramaian Times Square New York City, sebuah taxi menabrak mati seorang lelaki misterius.

Ketika polisi yang datang melakukan penyidikan, kejadian aneh banyak ditemukan. Sang lelaki berpakaian kuno yang berasal dari zaman lampau. Di dalam mantelnya terdapat juga koin antik dari tahun 1800an, dan sebuah kartu pengenal bertanggal 1876.

Polisi New York lalu melakukan investigasi mendalam. Mereka akhirnya menemukan nama Rudolf Fentz, Jr pada buku telpon tahun 1939.

Alamat yang tertera pun ditemukan. Rudolf Fents, Jr. ternyata sudah meninggal. Polisi hanya berhasil bertemu dengan istrinya. Sang istri lalu berkisah tentang masa lalu.

Konon suatu waktu ayah mertuanya sedang keluar untuk merokok. Sejak saat itu ia tidak pernah lagi kembali. Polisi lalu memeriksa arsip orang hilang dari zaman dulu.

Terdapat nama Rudolf Fents yang disertai foto yang wajahnya sama dengan sang korban kecelakaan.

Jadi, apakah dunia paralel itu benar-benar ada? Terlalu dini untuk menyimpulkannya.

Saya hanya penasaran. Jika ia benar-benar ada, seperti apakah diriku pada semesta-semesta lainnya? Entahlah, tapi ada baiknya jika kita tidak langsung skeptis terhadap segala kemungkinan. Siapa tahu saja itu benar-benar ada dan akan ada nantinya.

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun