Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Makna Memaafkan dari Kacamata Seorang Raja

3 Mei 2022   16:02 Diperbarui: 3 Mei 2022   17:45 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna Memaafkan dari Kacamata Seorang Raja (gambar: suneducationgroup.com, diolah pribadi)

Alkisah seorang raja. Ia hidup di zaman dahulu.

Suatu waktu ia terkena penyakit aneh, matanya mulai buram. Tapi, sang raja tidak putus asa. Ia memiliki tekad dan keyakinn yang kuat untuk sembuh.

Lalu, segala usaha pun dilakukan. Sebagai raja, tentu ia memiliki segalanya. Perintah raja bertuah, ia tak bisa dibantah.

Akhirnya sang raja bertemu dengan seorang tabib. Ternyata solusinya sangat mudah. Sang baginda hanya perlu melihat banyak warna hijau.

"Enteng, aku akan menggantikan seluruh lingkungan dengan warna hijau," pungkas sang raja.

Kemudian semua pun berubah. Piring hijau, gorden hijau, karpet hijau. Bahkan bunga pun harus dicat hijau.

Lama kelamaan, nasehat sang tabib menjadi kenyataan. Penglihatan sang raja mulai kembali normal.

Sang raja senang bukan kepalang. Diperintahkanlah menterinya untuk menjemput sang tabib. Kereta kuda berlapis emas, diiringi oleh 300 pengawal, dan 200 dayang kepercayaan. Musik beriringan, terdengar jauh hingga 100 perbukitan.

Setibanya di kerajaan, sang tabib turun dari kereta. Ia terperangah melihat keindahan istana nan megah. Sayangnya, hampir semuanya berwarna hijau.

Sang raja menyambut sang tabib dengan meriah, penuh rasa hormat atas jasanya yang telah menyelamatkan hidupnya.

"Wahai tabib lihatlah hasil karyamu. Bukan hanya sembuh mataku, tapi semuanya telah berubah menjadi hijau," ujar sang raja girang.

Tapi, bukannya bangga, sang tabib malah gemetaran. Ia lalu mengeluarkan sebuah bungkusan dari balik jubahnya.

"Yang mulia, sebenarnya saat engkau berkunjung, hamba ingin memberikan ini kepadamu. Tapi, kunjunganmu terlalu terburu-buru. Sehingga baginda tak sempat lagi mengambil ini," ujar sang tabib.

Dengan segera sang raja mengambil bungkusan tersebut dari tangan si tabib. Ketika ia membukanya, sang raja baru sadar jika ia telah membuat kesalahan.

Isi bungkusan tersebut adalah sepasang kacamata berlensa warna hijau.

**

Ternyata cara pandang kita terhadap dunia juga demikian. Seringkali kita hanya ingin melihat apa yang menurut kita itu baik. Tapi, dalam kenyataannya perbedaan itu ada.

Kita mungkin masih bisa mengubah warna karpet menjadi hijau, tapi langit biru tidak tergantikan.

Demikian pula dengan memaafkan. Terkadang sulit memberikan maaf kepada seseorang yang belum berubah "hijau." Padahal sampai kapan pun ia akan tetap hitam.

Jadi, daripada sibuk dengan pergolakan batin, mengapa kita tidak mengubah sudut pandang diri sendiri? Kenakanlah kacamata hijau, maka dunia ini akan menjadi hijau. Hanya diri yang bisa mengubah segalanya menjadi indah.

Selamat Hari Raya Idul Fitri, sahabatku

Satu kesalahan dapat merusak pertemanan, ribuan maaf belum tentu bisa menebus kesalahan. Namun, izinkanlah aku memohon maaf, semoga kita senantiasa selalu hidup dalam kedamaian. Minal Aidin wal Faidizin.

**

Acek Rudy for Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun