Mau kering yang menggerus atau hujan yang terus menerus, jika kondisi cuaca tidak bersahabat, nyanyikan saja lagu bang Ebit, karena petani tidak bisa memetik panen.
Faktor spekulasi
Semoga saja tidak. Tapi, selalu ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memancing di air keruh. Faktor keterbatasan pangan di lapangan, terkadang disebabkan oleh ulah-ulah penimbun yang ingin cuan.
Setiap tahun selalu ada, meski tidak masif. Kadang timbul lalu tenggelam. Tapi, dengan kondisi kenaikan harga minyak goreng yang baru saja bikin heboh, rasanya kita memang harus waspada.
**
Jelas kan? Ini adalah lima penyebab harga naik menjelang Ramadan. Saya kutip dari berbagai sumber. Linknya bisa diklik di bagian referensi.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Pemerintah seharusnya sudah cukup sigap. Tidak perlu ada intervensi dari masyarakat terhadap kebijakan yang akan dibuat. Karena mengurangi konsumsi juga tidak mungkin. Menggoreng tanpa minyak goreng saja sudah banyak dicibir.
Tapi, tetap saja saya penasaran. Jadi, balik ke minyak goreng nih.
Hingga hari ini (31/03/2022), masih saja ada warga antri di Ciamis. Masih ada mafia minyak goreng yang digrebek di Banten, dan Jokowi masih temukan harga minyak curah tinggi di pasar.
Mungkin dibiarkan saja penasaran. Minyak goreng hanya salah satu bahan pokok yang mengalami kenaikan. Sebentar lagi, banyak kawan-kawannya. Mereka meroket dengan permasalahannya sendiri hingga waktunya nanti.