Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Kain Gorden, Murah di DPR, Mahal di Sini

29 Maret 2022   13:43 Diperbarui: 29 Maret 2022   13:47 1120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balada Kain Gorden, Punya DPR Murah, Lebih Mahal di Sini (gambar: pikiranrakyat.com)

Jadi begini, gorden tetiba viral di dunia maya. DPR RI mengalokasikan dana 48,7 miliar untuk pengadaannya. Tapi, ada hitungannya.

Anggaran tersebut mencakup 505 rumah dinas anggota dewan. Sehingga jika dibagi rata, maka nilainya ialah sekitar 90 juta per rumah.

Lima tahun yang lalu, rumah yang kami tempati pernah juga mengalami pergantian gorden besar-besaran. Hingga saat ini, berapa biaya yang dikeluarkan untuk gorden tersebut masih jadi rahasia ibunya anak-anak.

Saya lantas bertanya kepadanya, "gorden kita tidak semahal DPR, kan?"

Istriku hanya melirikku tajam dengan sorot mata penuh kehebatan. Menandakan diriku seharusnya diam-diam saja.

Saya pun dibuat bengong bak tong kosong, garing terdengar.

Lalu saya pun mengira-gira. Menghitung jumlah jendela dan bagian-bagian yang butuh balutan kain. Lalu saya membagi angka 90 juta rupiah dengan total bagian yang digorden. Ketemu angka sekitar 11 jutaan per bagian.

Hmmm...

Tapi, gorden tidak sesederhana itu. Ada bagian luar, ada bagian dalam, ada pula aksesorisnya.

Jenis gorden juga bermacam-macam. Ada yang menahan cahaya, disebut dengan gorden bloc-kout. Ada pula gorden tipis yang namanya vitrase. Belum lagi model lipat, model gulung, hingga yang pake remot.

Saya tidak tahu harga gorden, diriku bukan pedagang gorden. Tapi tentu saja, "ada harga, ada barang" berlaku di sini.

Jadi, abaikanlah harga gorden di rumahku. Keindahan nyonya dan kepelitan diriku tidak akan pernah ketemu.

Tapi, masih penasaran. Apakah harga 90 juta itu wajar? Sekali lagi tergantung penggunanya. Mau mengutamakan fungsi atau seni.

Tentu juga urgensinya, karena Sekretaris Jenderal DPR, Indra Iskandar menyatakan bahwa gorden di rumah jabatan anggota dewan tersebut sudah 13 tahun tidak diganti.

Syahdan, pro dan kontra pun bermunculan. Ada yang bilang mahal, ada yang diam-diam saja. Ada yang bilang tidak perlu, ada yang masih diam saja. Ada yang bilang pemborosan, ada yang terus diam.

Membeli gorden itu kayak busana. Mau yang murah, ada. Harganya limapuluh ribu. Mau yang mahal, miliaran pun boleh.

Jadi, jalan tengah pun harus tercapai. Apakah semua rumah jabatan perlu mengganti gorden? Bagaimana jika ternyata ada yang sudah membelinya? Bagaimana jika rumah tersebut ternyata tidak ditempati?

Ah, pikiran saya ini burem. Melihat anggaran negara seperti anggaran rumah tangga.

Tentunya mekanisme penggolontoran dana anggaran DPR ada cara mainnya. Tidak melihat kasus per kasus.

Tapi, marilah kita cari yang paling wajar dan yang paling "barbar". Melansir dari Kompas.com, gorden termahal di sebuah situs yang menjual perlengkapan rumah tangga, adalah senilai 1,299 juta.  

Harga tersebut termasuk satu pasang gorden penggelap ruangan, bahannya 100 persen polyester. Sementara dimensinya adalah 250cm x 145 cm.

Perbandingan lainnya lagi adalah 10,5 juta. Tapi, harga ini untuk enam set jendela dan 3 set pintu ukuran standar.

Jadi, 90 juta mahal?

Tunggu dulu, ada versi "barbar" yang saya maksud tadi.

Ada sebuah rumah mewah di Kawasan Sentul City, Bogor. Harga rumah tersebut ditaksir sekitar 30 miliar oleh pemiliknya. Modelnya bak istana.

Rumah tersebut berdiri di atas 5 kavling standar. Ada kolam renang mewah, lantainya terbuat dari marmer impor. Perabotannya pasti mahal.

Begitu pula dengan gordennya. Warnanya coklat keemasan, dan diapit tiang warna keemasan juga. Ramai memenuhi jendela seisi rumah.

Mau tau harga gordennya? 700 juta rupiah.

detik.com
detik.com

Rumah tersebut adalah milik Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan. Kalau kurang familiar dengan kedua nama ini, maka mereka adalah bos First Travel.

Saat ini Pasutri tersebut sudah ditahan atas kasus Penipuan dan TPPU. Konon aksinya telah merugikan 58.682 calon Jemaah. Total kerugian mencapai 848.700.100.000 rupiah.

Jadi, sekali lagi. Apakah harga 90 juta itu mahal atau tidak, sangatlah relatif. Saya tidak termasuk di golongan pro maupun kontra. Mending urus urusan sendiri saja.

Masih juga penasaran, "berapa sih harga gorden di rumahku? Hmmm..."

**

Referensi: 1 2 3

**

Acek Rudy for Kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun