Sudah hampir sebulan saya tidak menjual minyak goreng di toko. Situasinya masih belum kondusif. Lagipula minyak goreng bukanlah bahan utama untuk membuat kue.
Siang ini saya duduk-duduk di depan toko. Lalu saya melihat seorang ibu mengambil 5 jerigen gula cair kemasan. Warnanya kekuningan, dan mereknya juga berwarna kuning.
Saya bisa menduga apa yang ada di dalam benak ibu tersebut. "Maaf bu, ini bukan minyak goreng," ujarku kepadanya.
Dan memang benar. Si ibu mengira gula kemasan 5 liter tersebut adalah minyak goreng. Padahal mereknya jelas-jelas tertulis; "Gula**".
Saat minyak goreng langka, ramai orang berebut di pasar. Mata dengan mudah menyasar kemasan plastik atau botol khas berwarna kuning. Itu pasti minyak goreng.
Saya kemudian bertanya, apakah semua kemasan minyak goreng berwarna kuning? Kebanyakan iya. Coba lihat tankapan layar dari salah satu toko online di bawah ini;
Dari sederet merek terkenal, hanya satu saja yang tidak menggunakan warna kuning. Itupun tertutupi dengan kemasan transparan. Warna minyak goreng kuning, membuat plastik tembus pandang juga berwarna kuning.
Hal pertama yang muncul di kepalaku adalah dari sisi estetika. Warna kuning menyatu dengan warna minyak goreng yang tampak dari plastik bening kemasan. Indah kelihatan.
Kalau pun ada warna lain, pasti masih senada. Merah atau jingga.