Adalah Filma dan juga Kunci Mas yang menjadi pesaing pertama. Ia adalah anak yang berasal dari pecah kongsi dua perusahaan konglomerat raksasa, Liem Sioe Liong dan Eka Tjipta Widjaja.
Filma membidik pasar Bimoli, tentu kemasan dan model harus dibuat mirip, siapa tahu ada yang salah bidik. Tapi, tentu saja Filma tidak mau hanya sekadar menjadi pengikut pasar.
Adalah Sinar Mas Grup yang menjadi pionir dalam bisnis minyak goreng. Indofood hanya ketularan rezeki setelah kedua perusahaan ini kongsi dan akhirnya pecah kongsi.
Dengan pertempuran dua raksasa ini, rasanya tidak mungkin bagi perusahaan lainnya untuk masuk bertarung. Nyatanya tidak, bisnis minyak goreng sangat menggiurkan.
Pemilik lahan kelapa sawit lainnya juga tidak mau kalah. Selain Indofood dan Sinar Mas, tercatat ada 3 perusahaan lainnya yang juga menguasai 81% pangsa pasar minyak goreng dalam kemasan.
Mereka adalah Musim Mas, Wilmar, dan Royal Golden Eagle, dengan berbagai merek terkenal di pasar. Dan, mayoritas kemasannya berwarna kuning.
Apa yang terjadi?
Praduga pertama karena terlalu kuatnya brand image dari Bimoli, sehingga akan sangat beresiko untuk membuat kemasan dan warna berbeda.
Hal yang sama juga kita lihat pada beberapa produk dengan merek yang sangat kuat. Air minum dalam kemasan contohnya. Begitu juga dengan mi instan, semuanya hampir mirip.
Apakah ini sudah bisa menjawab mengapa kemasan minyak goreng mayoritas berwarna kuning?
Mungkin memang karena produsennya kompak. Merek bisa beda, tapi yang lainnya harus sama.