Pada Maret 2021 lalu, saya pernah membuat prediksi mengenai 10 Kompasianer "muda" yang berpeluang meraih penghargaan K-Awards. Sila klik di sini.
Yang saya maksudkan dengan muda adalah mereka yang baru bergabung setahun. Nah, kali ini prediksi yang sama juga akan saya berikan.
Tapi, saya tidak berfokus kepada Kompasianer "muda" lagi. Sejujurnya, yang menonjol belum sampai 10. Tapi, ada alasan lain lagi yang lebih mendasar.
Dari 10 jawaraku tahun 2021, enam di antaranya terbukti benar. Empat gagal, dan lucunya 3 di antaranya adalah wanita. Mereka adalah Kompasianer Siska Dewi, Celestine Patter, dan Desy Hani.
Lalu, selama 3 tahun bergabung di Kompasiana, dan dua kali mengikuti perkembangan Kompasiana Award, saya melihat kuota bagi para wanita, sangatlah minim.
Pada 2020 hanya dua saja. Mereka adalah Hennie Triana dan Dewi Puspasari. Sedikit lebih bagus pada 2021. Jumlahnya naik menjadi 3 orang, yakni Luna Septalisa, Irmina Gultom, dan Jeniffer Gracellia.
Untungnya selama dua tahun berturut-turut pula Kompasianer of The Year dimenangkan oleh dua wanita, yakni Gaganawati Stegman (2020), dan Dewi Puspasari (2021).
Kontributor dan pembaca di Kompasiana didominasi oleh kaum wanita. Kalau tidak salah sekitar 55%. Seharusnya sih, tahun 2022 ini adalah saatnya K-Awards didominasi kaum Hawa. Atau paling tidak, kuotanya mungkin bisa ditambahkan.
Untuk itu, maka tulisan kali ini hanya memilih 10 Kompasianer wanita yang berpeluang masuk nominasi.
Untuk kali ini, pilihan saya tidak memasukkan mereka yang sudah pernah menjadi nominee.Nama-nama besar yang sudah terkenal dan sering berseliweran di Kompasiana. Â
Dan juga mereka yang belum bercentang biru (maafkanlah). Sebabnya secara statistik, nominee biasanya bercentang biru (meskipun belum tentu benar).
Siapakah ke-10 Jawara Kompasianer Wanita? Yuk kita simak;
Dian S. Hendroyono. [Bergabung: 3 February 2016]
Banyak penulis bola di Kompasiana, tapi tidak banyak Kompasianer wanita. Dian S. Hendroyono adalah salah satu di antaranya. Tulisannya lugas, membacanya juga enak. Tidak heran, karena Dian adalah mantan jurnalis olahraga di salah satu media di Indonesia.
Kategori yang dijagokan: Spesific Interest
Bude Ruri. [Bergabung: 9 Januari 2021]
Sebagai salah satu Kompasianer "muda", Bude Ruri berpeluang mengambil jatah Pendatang baru. Tapi bukan hanya itu, coba perhatikan tulisannya, ada cinta di sana. Guru SD ini tidak serampangan membuat kisah, bisa dilihat dari statistiknya. Artikel AU dan Pilihan di atas rata-rata.
Kategori yang dijagokan: Opinion
Tety Polmasari. [Bergabung: 17 Desember 2018]
Seorang ibu rumah tangga yang cerdas, demikian julukan saya kepadanya. Bukan tanpa sebab, artikelnya bervariatif, informatif, dan provokatif dalam arti positif. Kerja keras dan kerja cerdas, bukan sekedar jargon. Ia telah membuktikan itu melalui hasil karyanya.
Kategori yang dijagokan: Citizen Journalism
Ayu Diahastuti. [Bergabung: 1 April 2019]
Tidak susah menebak, jika Ayu Diahastuti adalah seorang psikolog. Tulisannya tentang pernak-pernik "dunia mental" selalu asyik dibaca. Kemampuan menulis Ayu sangat variatif. Ia bisa bermain pada level opini, menjadi citizen journalist, hingga pemuisi yang andal.
Kategori yang dijagokan: Spesific Interest
Siti Nazarotin. [Bergabung: 4 Maret 2019]
Sepanjang pengetahuan saya, kategori Best in Spesific Interest belum pernah mempersembahkan penulis kuliner. Semoga tahun 2022 ini ada satu yang mewakili. Tiada lain, tiada bukan, pilihan saya jatuh kepada Kompasianer yang selalu "menghibur" ini. Jangan salah sangka ya, panggilannya itu Mba Nazar, bukan Mas, Abang, Bapak, apalagi Acek.
Kategori yang dijagokan: Spesific Interest
Fatmi Sunarya. [Bergabung: 9 Agustus 2019]
Bosan gak sih, jawara-jawara Best ini Fiction selalu laki-laki? Emangnya kaum Adam doang yang bisa bikin puisi atau cerpen? Saya akan mendorong Kompasianer yang satu ini maju sebagai kontender. Bukan tanpa alasan, pokoknya tidak ada alasan dengan seluruh karya yang telah dihasilkannya.
Kategori yang dijagokan: Fiction
Siska Artati. [Bergabung: 18 Oktober 2020]
Si penyuka buku ini juga senang menulis. Karyanya... Cewek banget. Mulai dari resep, puisi, hingga keseharian hidup dari sudut pandang wanita. Bukan hanya aktif membuat tulisan, Kompasianer ini juga rajin menyapa. Nominee best in Fiction, jika boleh saya usulkan.
Kategori yang dijagokan: Fiction
Martha Weda. [Bergabung: 29 Oktober 2019]
Tulisannya sering menyapa pembaca yang haus akan berita terkini. Bukan dilihat dari perspektif yang itu-itu saja, tapi dari opini seorang Kompasianer yang bersahaja. Gaya tulisannya yang sederhana, membuat pembaca seolah-olah sedang berbincang dengannya.
Kategori yang dijagokan: Citizen Journalism
Siska Dewi. [Bergabung: 17 Juni 2020]
Namanya sudah pernah saya prediksi masuk sebagai nominee 2021. Kali ini berulang lagi. Bukan tanpa alasan tak pasti, tulisan Siska selalu yang pasti-pasti. Pasti enak dibaca, pasti bermanfaat dicerna, dan hampir pasti menjadi langganan AU.
Kategori yang dijagokan: Opinion
Theresia Iin Assenheimer. [Bergabung: 27 Januari 2021]
Kompasianer yang satu ini tinggal di Jerman, mengingatkan diriku kepada Hennie Triana. Tulisannya juga tidak beda-beda jauh dari kehidupan Diaspora di Jerman. Banyak hal yang belum diketahui oleh pembaca. Informatif, sekaligus menghibur. Oh, ya... Statitistiknya emejing.
Kategori yang dijagokan: Citizen Journalism
Yana Haudy. [Bergabung: 14 Desember 2018]
Siapa bilang emak-emak tidak suka Rock n' Roll. Siapa bilang emak-emak tidak suka film horor? Geriatric Milenial, tulisan ini berada pada bio Yana Haudy. Sejujurnya Acek dan Engkong tidak tahu itu. Tapi tidak usah pusing, tulisan Yana Haudy sudah mewakili.
Kategori yang dijagokan: Spesific Interest
Yuli Anita. [Bergabung:23 Oktober 2020]
Saya membayangkan, akan sangat nyaman berada di kelas yang dibawakan oleh Ibu Yuli Anita. Pembawaannya ramah, kelihatan melalui tulisannya. Pengetahuannya juga tidak sedikit. Murid-muridnya tentu akan senang. Lagipula, nominee dari dunia Pendidikan tahun lalu tidak ada, mengapa tidak 2022 ini?
Kategori yang dijagokan: Spesific Interest
Berhenti sejenak... Tarik nafas panjang...
Sejujurnya terlalu banyak penulis wanita yang hebat, sehingga saya harus meluangkan sehari di akhir pekan untuk menyeleksi ke-10 nama ini.
Saking susahnya, sehingga meskipun judulnya 10, tapi sebenarnya nama yang muncul ada 12. Nah, lho...
Best of Palu Gada
Ada beberapa nama lain lagi yang juga mencuat di permukaan lobus frontal-ku.
Tapi, mereka tidak masuk, bukan karena tidak hebat. Tapi, karena mereka menempati kategori yang belum terdaftar di K-Awards, yakni Best of Palu Gada.
Alias tulisan mereka terlalu variatif. Tentu itu karena kehebatan mereka.
Saya sebutkan saja ya;Â Desy Hani, Mom Abel, Ayra Amirah, Sri Pujiati, Sri Rohmatiah Djalil, Ika Septi, Fifin Nurdiyana, Widz Stoop, Nita Krist Noer, dan Firda Fatimah.
Maafkanlah diriku yang tidak bisa menyebut nama kamu, kamu, dan kamu satu-persatu.
Centang yang Belum Berkembang
Jika mau dirunut lagi, banyak lho penulis centang ijo yang bagus. Sayangnya, mereka hanya belum berkesempatan biru saja. Tapi, masih ada sekitar 8 bulan sebelum Desember.
Jika dalam kurun waktu ini, ternyata ada yang biru, maka mereka tentu akan menjadi kandidat yang berat.
Mereka adalah; Walentina Waluyanti, Sri Patmi, Tati AjengSaidah, Ragu Theodofi, Ari Budiyanti, dan Hera Veronica Sulistiyanto.
Dan juga, arena artikel ini didedikasikan kepada kaum wanita, maka para Om, Engkong, Acek, dan juga jomlo kumisan minggir sana dulu...
Apakah prediksi ini akan benar seperti tahun lalu? Entahlah, itu kan urusan Admin, bukan Acek. Jadi, sekali lagi, selamat buat seluruh nama yang sudah terpilih.
Dan, selamat bagi seluruh Kompasianer Wanita yang sudah aktif di rumah besar kita bersama ini. Abaikanlah mereka yang nyinyir, nyonyor, dan nyenyer. Teruslah berkarya!
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H