Akan tetapi, sang Kaisar tidak mengindahkannya. Karena sikapnya ini pula, Bi Gan memiliki banyak musuh di kerajaan.
Kecewa dengan sikap kerajaan, Bi Gan pun memutuskan untuk menjadi rakyat sipil dan membagi seluruh hartanya kepada masyarakat.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa sosok Dewa Guan Gong yang terkenal, juga dianggap sebagai Dewa Rezeki oleh masyarakat Tionghoa.
Guan Gong adalah salah satu panglima perang yang paling legendaris di zaman Tiongkok Kuno. Di zaman Sam Kok (Tiga Kerajaan), kehebatan berperangnya dan kesetiaan kepada pemimpin membuat ia dianggap sebagai dewa.
Dalam kepercayaan Tionghoa, Guan Gong juga adalah salah satu Dewa Rezeki terkait kesetiaan, kejujuran, keadilan, kekuatannya untuk mencegah peperangan (konflik).
Makna Dari Dewa Rezeki
Saya sendiri memiliki sebuah prinsip yang unik. Memuja dewa-dewi bukanlah untuk meminta. Pada akhirnya keberuntungan itu harus diusahakan, ia tidak serta merta jatuh dari langit.
Menurut saya, ada cara yang lebih efektif untuk menjadi hoki. Pada saat bersembahyang, sebisa mungkin saya mempelajari kisah hidup, legenda, atau filsafat di balik makna setiap sosok dewa.
Begitu pula dengan Dewa Rezeki.
Jadi, filosofis yang terkandung di belakang delapan Dewa Hoki dalam masyarakat Tionghoa sudah jelas. Untuk menjadi kaya, maka ada tujuh hal yang harus kita pelajari dan terapkan dari mereka.
- Berdana atau beramal tidak akan pernah memiskinkan.
- Membantu manusia tidak dengan memberi ikan, tapi mengajarkannya untuk memancing.
- Melakukan hal besar demi kebaikan banyak orang akan mendatangkan keberuntungan.
- Semua kebaikan pada dasarnya dimulai dari hal-hal kecil.
- Bekerja keras tidak mengkhianati usaha.
- Senantiasa membawa berita baik kepada umat manusia.
- Jangan lupa juga untuk selalu menjaga sikap adil, jujur, dan menghindari konflik di antara sesama.
Semoga Bermanfaat.