Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pelacur, Katakanlah Apa Lacur, Saat Dikau Melacur

6 Februari 2022   08:59 Diperbarui: 6 Februari 2022   09:02 1452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelacur, Katakanlah Apa Lacur, Saat Dikau Melacur (tribunnews.com)

Katakan kepada "bapakmu". Tidak perlulah ia memamerkan hartanya. Harga dirimu tak seberapa dibandingkan tagihan rumah sakit Ibumu.

Katakanlah itu ketika ia membuka kutangmu.

**

Katakan kepada "bapakmu". Tidak perlulah ia kegirangan. Kulitmu putih alami. Mulus, seperti punya istrinya dua puluh tahun lalu.

Katakanlah kita ketika engkau sedang terlentang, tak berdaya ditindih dosa.

**

Katakan kepada "bapakmu". Tidak perlulah ia memuji diri. Jempol menunjuk ke atas, bukan ke paru dan dada. Bagian yang sering dia remas darimu.

Katakanlah itu ketika engkau menghisap jempolnya, agar ia tahu arti dari mengacung.

**

Katakan kepada "bapakmu". Tak perlulah ia menguliahimu. Ayahmu hanya seorang kacung. Tak berpendidikan untuk membiayai kuliah.

Katakanlah itu ketika ia sedang melorotkan martabatnya.

**

Katakan kepada "bapakmu". Tak perlulah ia menjadi perkasa. Itu hanya milik segerombolan lelaki pemabuk ketika mereka memperkosamu.

Katakanlah itu ketika engkau sedang membuka paha, demi cairan awet muda.

**

Katakan kepada "bapakmu". Tak perlulah ia memelukmu. Itu sudah lama dirindukan oleh anak seumur jagungmu. Mahluk campuran dari kotoran-kotoran lelaki.

Katakanlah itu ketika ia sedang meringis, bak anak bayi yang lagi menangis.

**

Katakan kepada "bapakmu". Tak perlulah ia memperhatikanmu. Hape terbaru sudah engkau punyai. Persis sama dengan milik putri remaja semata wayangnya.

Katakanlah itu ketika engkau sedang menutup mata meredam duka.

**

Katakan kepada "bapakmu". Engkau hanya butuh uang, engkau adalah anak yang berbakti, ibu yang bertanggung jawab, dan perempuan yang berakhlak.

Katakan kepadanya, engkau juga butuh belas kasihan, tanpa harus melorotkan celana dalam.

Katakan itu ketika ia menyumbang miliaran rupiah kepada kaum dhuafa. Katakanlah itu saat wajahnya muncul di koran-koran ibu kota.

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun