Sisca Kohl bikin netizen pusing kayak berbi. Konten kreator ini memang kerap mengisi akun tiktok-nya dengan es krim dari bahan yang tidak umum.
Namun, kali ini benar-benar ekstrim. Es Krim Daging Babi Panggang.
Sisca mengatakan jika konten kali ini senada dengan tema imlek 2022. Dalam kontennya, gadis ini juga menampilkan seekor babi panggang utuh. Kulitnya bewarna kecoklatan dan mengkilap.
Dia lantas menyiapkan bahan lainnya, gilingan daging dan kulit babi. Air hasil gilingan kemudian disaring dicampur dengan bubuk es krim. Agar warnanya segar, Sisca pun menambahkan pewarna berwarna pink ke dalam adonan.
Tidak lupa juga selembar kulit babi panggang sebagai toppingnya.
"Babi adalah salah satu makanan paling favorit dalam perayaan Tahun Baru China," ujar Sisca sambil menikmati hasil kreasinya.
Sisca juga mengingatkan jika resepnya ini hanya berlaku bagi yang bisa memakan babi saja.
"Selamat mencoba bagi yang bisa makan babi saja, karena ini non halal ya," pungkasnya.
Video tersebut ditonton lebih dari 15,7 juta kali. Berbagai emosi dan reaksi pun diberikan oleh para netizen.
"Kali ini gue beneran gak bisa nyoba," ujar salah satu netizen.
"Wwkwkwk, gakdulu makasih," ujar akun lainnya.
"Terserah lu deh sis cape gua," tulis pemilik akun @radja_arasidd.
**
Babi memang identik dengan tahun baru imlek. Selalu hadir dalam perayaan, disajikan dengan berbagai jenis resep berbeda. Bukan hanya makanan imlek, kuliner China juga punya akar yang sangat panjang dengan santapan oink-oink yang satu ini.
Bahkan beberapa makanan Nusantara yang terafiliasi dengan budaya Tionghoa sebenarnya asalnya juga mengandung babi. Terutama yang berawalan "bak" seperti bakso, bakwan, bakmi, bakpao, dan lain-lainnya.
Orang China juga senang makan babi. Saya bisa melihat beberapa kawan yang langsung liweran begitu mendengar kata babi dan segala turunannya; bak, bab1, sapi kaki pendek, de es be.
Seberapa pentingkah daging babi bagi orang China secara umum?
Mari kita mulai dari statistik terlebih dahulu. Pada tahun 2018, daging babi berkontribusi untuk 65% konsumsi daging di China. Diikuti dengan unggas sebesar 15%. Daging sapi dan domba (kambing) sebesar 8 dan 5 persen saja.
Jika kamu, kamu, dan kamu masih bingung dengan statistik ini, maka ada sebuah contoh sederhana.
Sepasang suami istri yang bernama Qin Yinglin dan Qin Ying adalah peternak babi yang paling tajir di China. Saking kayanya, sehingga mereka masuk daftar 15 orang terkaya di China versi Forbes. Kekayaan mereka senilai 196 triliun rupiah. (kurs 14.000 per USD).
Lalu, seberapa besarkah 65% itu? Mari kita cek faktanya.
Pada pertengahan 2019, penyakit demam babi Afrika merebak di China. Akibatnya harga daging babi pun mencapai 46,7%. Xi Jinping pusing, wabah ini telah melenyapkan sekitar 50% dari populasi babi di China.
Pemerintah pun tidak tinggal diam. Untuk membantu agar suplai tetap stabil, stimulus pun diberikan kepada para peternak. Tapi, itu saja masih belum cukup.
China pun menaikkan keran impornya. Pada bulan Agustus 2019, sebanyak 162.395 ton daging babi masuk ke negeri tirai bambu tersebut. Tapi, masih juga tidak cukup. Karena jumlah impor pada bulan tersebut hanya setara dengan konsumsi daging babi sehari di China.
Xi Jinping masih meradang. Pada bulan September 2019, ia terpaksa mengalah kepada Amerika, musuh bebuyutannya. Daging babi dihapus dari daftar barang impor yang kena cukai tambahan.
China harus menurunkan kewibawaan negara gegara hasrat untuk menyantap daging babi. Total 85.700 ton dari Amerika menyerang China. Tapi, sekali lagi tidak ada efeknya.
Jumlah impor babi Amerika hanya setara 0,16% dari kebutuhan babi di China. Tetap tidak cukup, dan alhasil, harga daging babi terus meroket hingga 80,9% dari harga normal.
**
Pemerintah China sebenarnya sudah menyadari masalah ini. Ketergantungan babi warganya sudah sampai kepada tahap berbahaya. Beberapa kampanye sudah dilakukan. Seperti meminta orang-orang China untuk mengurangi makan babi dan memilih daging lainnya.
Restoran-restoran setempat juga menyediakan daging nabati yang rasanya menyerupai daging babi. Alasannya untuk hidup lebih sehat.
Namun, semua tidak efektif.
Para ahli mengatakan agak sulit mengajak masyarakat China untuk melupakan daging babi. Pasalnya memakan babi sudah terkait dengan filsafat dan kepercayaan atas kekayaan dan status.
Namun, ribuan tahun sebelum itu, ada sebuah penjasan yang bagus tentang hobi makan babi orang China ini.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa persahabatan orang China dengan babi telah berlangsung sejak 8.000 hingga 9.000 tahun yang lalu.
Lalu, sejak 4.000 tahun yang lalu, babi telah menjadi salah satu hewan peliharaan paling umum di China.
Sejalan dengan persahabatan ini, babi telah berkontribusi besar terhadap perkembangan budaya China. Menjadi bagian dari perayaan, ritual, hingga makanan dalam adat istiadat.
Alasan babi menjadi peliharaan yang paling umum juga terkait dengan masa-masa sulit di China.
Babi termasuk hewan yang tidak ribet dipelihara. Tidak ada pakan khusus, tidak ada tempat khusus, babi tidak masalah makan kotoran dan tidur di tempat kotor.
Selain itu, dibandingkan ayam atau sapi, babi menyediakan lebih banyak sumber makanan. Dagingnya tebal, lemaknya banyak, kaki dan telinganya pun berisi. Bahkan kepalanya saja mampu memberi makan sekeluarga.
Babi bekerja tanpa sisa. Ia menjadi sumber pangan yang efektif bagi masyarakat yang kekurangan. Semua bagian tubuhnya bisa disantap.
Inilah alasan mengapa orang China sangat erat dengan babi. Ternyata persahabatan tersebut sudah tercipta sejak berabad-abad yang lalu.
Babi tidak saja telah berjasa menyelamatkan banyak orang China yang kelaparan, tapi ia juga sudah masuk sebagai bagian dari budaya.
Jika ada yang menanyakan kepadaku, bagaimana rasanya daging babi? Yang pasti es krim rasa babi panggang ogah kusantap. Seperti cuitan akun @radja_arasidd;
"Terserah lu deh sis cape gua."Â
**
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H