Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hishasi Ouchi: Kisah Tragis Hulk Dunia Nyata

26 Januari 2022   03:51 Diperbarui: 26 Januari 2022   03:58 105758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara Shinohara meninggal di tahun 2000. Ia terkena pneumonia parah. Paru-parunya hancur. Selama hidupnya, hanya rasa sakit yang ia derita. Ia tidak bisa berbicara dan hanya berkomunikasi melalui pesan tertulis.

Tapi, pihak medis dan para peneliti tidak berfokus kepada Shinohara maupun Yukokawa. Seluruh perhatian terarahkan kepada Hishasi Ouchi, korban dengan paparan radiasi terbesar.

Perjuangan Hishasi Ouchi

Dampak radiasi yang dialami Ouchi menyebabkan DNA-nya hancur, dan sel darah putihnya tidak ada lagi. Akibatnya, luka di sekujur tubuhnya lama-kelamaan semakin parah. Kulitnya mengelupas dan berubah menjadi kehitaman. Rambutnya botak dan wajahnya tak dapat dikenali lagi.

Kejadian yang dialami oleh Ouchi tergolong sangat langka. Belum ada standar prosedur kesehatan tepat yang bisa diaplikasikan kepadanya. Namun, hal itulah yang membuat tim medis tidak mau menyerah begitu saja.

Penderitaan demi penderitaan Ouchi alami. Setelah pengobatan standar dilaluinya selama 59 hari, Ouchi meninggal selama 49 menit. Jantungnya berhenti berdetak selama tiga kali. Tapi, pihak rumah sakit terus berusaha. Mereka kembali menghidupkannya.

Langkah selanjutnya adalah memindahkan Ouchi ke RS. Universitas Tokyo. Berbagai percobaan pengobatan pun diberikan. Tenaga medis terbaik dari seluruh dunia diundang oleh pemerintah Jepang. Segala jenis obat-obatan terbaru diimpor dari seluruh penjuru dunia.

Ouchi menjadi pasien pertama yang menjalani transfusi sel induk perifer di dunia. Ia juga menjalani transpalantasi kulit hingga berkali-kali, meskipun pihak dokter tahu bahwa itu tidak akan banyak membantu.

Segala macam tindakan medis dibuat berlebihan. Transfusi darah yang melebihi standar, cairan medis hingga obat-obatan terbaru, semuanya masuk ke dalam tubuh Ouchi yang sekarat.

Semua dilakukan tanpa melihat lagi pertimbangan Ouchi, sang pasien. Hingga suatu waktu, di tengah kesadarannya Ouchi berkata,

"Saya sudah tidak tahan lagi, saya bukanlah kelinci percobaan..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun