Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boneka Arwah Lagi Viral, Bagaimana dengan Boneka Seks?

10 Januari 2022   06:11 Diperbarui: 10 Januari 2022   06:16 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marilah kembali kepada hakekatnya, boneka adalah mainan anak-anak. Sangat berguna bagi tumbuh kembang si buah hati.

Anak-anak senang bermain boneka, melihat wajah si kecil, orangtua mana pun pasti akan bahagia.

Apalagi dengan boneka, sang anak bisa mengembangkan ketrampilan sosialnya, melatih sifat tanggung jawabnya, dan sekaligus mengembangkan perasaan empati dan belas kasih.

Jadi, tidak bisa dipungkiri jika boneka adalah sebuah permainan yang mendidik sekaligus menghibur. Setiap anak hampir pasti tumbuh bersama boneka kesayangannya.

Sayangnya, fungsi boneka kemudian beralih fungsi setelah fenomena boneka arwah menjadi viral akhir-akhir ini. Mungkin saja banyak yang mencibir. Kebiasaan yang dianggap tidak lazim lantas menimbulkan kontroversi.

Namun, pendapat Stephani Raihana Hamdan dapat memberikan penjelasan yang lebih rasional. Dikutip dari CNBCIndonesia, psikolog ini menghubungkan hobi yang viral ini dengan kebutuhan manusia untuk merawat dan memelihara (nurturing).

Untuk menyalurkan kebutuhan nurturing, bisa saja dengan mengoleksi barang, memelihara hewan, tanaman, atau merawat orang.

Tapi, kebutuhan ini berbeda dalam diri setiap manusia. Nah, boneka arwah menjadi salah satu opsi di dunia yang sudah semakin berbeda ini. Dijadikan sebagai anak sungguhan yang punya nyawa.

Lupakan perasaan bergidik atau kerutan kening dengan arwah yang konon berada di dalam boneka. Jika memang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nurturing, maka sah-sah saja.

Adapun resiko terkait hobi yang tidak biasa ini, tentunya berada di tangan pemiliknya. Bukanlah kapasitas penulis untuk menilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun