Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Orang Jepang Sopan, tapi Militernya Dulu Kejam?

16 Desember 2021   05:11 Diperbarui: 16 Desember 2021   05:29 17589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doktrin Bushido

Doktrin Bushido dianggap sebagai salah satu prinsip yang membuat militer Jepang merasa inferior. Doktrin ini adalah semacam etika moral bagi golongan samurai.

Sudah ada di Jepang sejak abad ke-12. Prinsip ini berfokus kepada banyak hal baik. Sebutkanlah setia kawan, tahu malu, kesederhanaan, tata-krama, semangat, kehormatan, hingga menyentuh masalah spiritual.

Dalam pelatihan Bushido, musuh terbesar adalah diri sendiri. Jika mampu menaklukkan diri sendiri, seorang samurai dianggap sudah menang tanpa pertempuran. Kalaupun nanti ia menang atau kalah dalam pertempuran, sang samurai akan tetap dihormati.

Harakiri mungkin sadis, Kamikaze itu bengis. Tapi, bagi Jepang sendiri, hal tersebut adalah sebuah kehormatan. Merupakan penerjemahan dari semangat Bushido yang hanya dipahami oleh mereka sendiri.

Budaya Ojiri

Saya selalu terkagum-kagum dengan gaya membungkuk ala Jepang. 'Militer banget' dalam pikiran saya. Dalam situasi damai, gestur tersebut saya terjemahkan sebagai sikap santun luar biasa.

Keramahan ini adalah bagian dari budaya yang dikenal sebagai "Ojiri." Ia diperkirakan mulai dipraktekkan di Jepang sejak 1.500 tahun lalu.

Konon berasal dari Tiongkok dan disampaikan melalui ajaran Buddha. Gunanya untuk menghormati dan untuk menunjukkan status (tata krama).

Namun, dalam dunia militer dan politik Jepang, Ojiri ini juga bisa bermakna berbeda. Membungkuk di hadapan raja, keluarga kerajaan, atau pejabat militer menandakan bahwa "saya bukanlah ancaman."

Untuk lebih jelasnya, sila baca di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun