Berbeda bagi setiap negara. Bule tampil alami dengan gaya barbie, tapi Korean Wave bikin mereka ikut-ikutan plastik. Orang Indonesia kulitnya sawo matang, tapi pemutih kulit kerap jadi rebutan. Â
Begitu pula dengan waktu yang berlalu. Standar kecantikan pun tidak selamanya berlaku. Dulu Acek tergila-gila dengan Siti Nurhaliza, sekarang kok lebih kesengsem sama Siti Nazarotin? Eh...
Dengan demikian, masihkah Maudy Ayunda cantik? Ternyata memang relatif. Ia pun sendiri mengakuinya. Â
"Kecantikan itu subjektif. Kita bisa define apa itu cantik, yang up to us, as woman," ungkap Maudy dikutip dari sumber.
Standar kecantikan itu mitos. Ia tidak ada. Mau tahu sebabnya? Karena menurut KBBI, standar adalah ukuran yang dipakai sebagai patokan. Sifatnya objektif. Sementara kecantikan tidak bersentimeter, berkilogram, atau berjam-jam lamanya.
Tapi, mungkin gegara itu jadinya kecantikan menjadi hal yang rancu. Di luar sana, banyak wanita yang berusaha sekuat tenaga mencapai standar kecantikan yang sebenarnya tidak ada.
Jadilah hal mustahil ini berubah menjadi bahan oplosan. Akhirnya uang tak masalah, kesehatan nomor dua, hingga jadi gila pun rela.
Semuanya demi pengakuan orang lain. Rambut dicat seperti si Bule. Kulit sudah putih seperti si Korea. Gigi sudah gingsul seperti si Jepang. Padahal kita adalah orang Indonesia.
Perasaan tidak aman atau insecure. Itu adalah kampanye yang rajin dicurahkan oleh produsen kosmetik.