Waria, banci, LGBT, atau apa pun namanya seringkali menjadi objek diskriminasi. Bukan hanya di negara kita saja, tapi di seluruh dunia.
Sehingga secara sosial mereka memiliki keterbatasan. Kegiatan mereka terbias dan keberadaan mereka terkias.
**
Mungkin ada baiknya kita melihat dari awal. Kondisi orientasi seksual yang berbeda ini bukanlah penyakit.
Menurut dr. Boyke Nugraha, pakar seksolog Indonesia, ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan sifat dan orientasi seksual seseorang waria. (tempo.co)
Satu. Faktor Biologis. Hal ini berhubungan dengan hormon seksual wanita yang mendorong seseorang berperilaku sebagai wanita.
Dua. Faktor Psikogenik. Disebabkan oleh faktor psikologis. Bisa saja berasal dari kondisi keluarga yang tidak harmonis, atau faktor perlakuan dan pengakuan orangtua.
Tiga. Faktor Sosiogenik. Alias lingkungan sosial yang kurang kondusif.
Namun, bagaimana pun waria dan sejenisnya tetap adalah bagian dari masyarakat modern. Bahkan jauh sebelum itu, ia telah menjadi bagian dari warisan nenek moyang.
**
Nyatanya, para leluhur kita lebih menghargai fakta perbedaan ini. Banyak kebudayaan yang justru mengakui bahwa gender tidak seperti apa yang diakui saat ini. Bukan hanya dua seperti yang kita ketahui sekarang, namun ada yang sampai empat jenis.