Satu seharusnya permulaan, ia berada jauh di awal deretan. Sudah ada 999, tibalah saatnya berjemawa.
Satu bertanya kepada deretan. Dimanakah diriku sekarang berada?
"Engkau ada di sana, di mana-mana."
Kini satu selalu bimbang, ia berada di pinggiran. Sudah ada 999.
Satu langkah lagi, semuanya akan lenyap. Sisa ia sendiri.
**
Satu seharusnya kesepian, terusir dari barisan. Sudah ada 999, kehadiran akan menghilangkan wibawa
Satu bertanya kepada barisan. Dimanakah diriku dulu berada?
"Engkau ada di sana, di mana-mana."
Dulu satu selalu gemilang. Ia berjalan penuh kehebohan. Belum ada 999.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!