Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Roy Chapman Andrews, Indiana Jones Dunia Nyata

21 November 2021   05:40 Diperbarui: 21 November 2021   05:41 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roy Chapman Andrews, Indiana Jones Dunia Nyata (sumber: thebozho.com)

Wuri Handoko adalah nominee Kompasiana Award 2021. Ia juga adalah seorang arkeolog. Yang membuat dirinya menarik, karena ia mampu menerjemahkan profesi yang susah ke dalam bentuk tulisan ringan.

Saya sendiri sering menyapanya dengan Indiana Jones de la Kompasiana.

Anda tentu masih ingat dengan film Indiana Jones. Harrison Ford terbukti apik memerankannya. Secara total ada 4 seri yang telah diputar. Mulai dari Raiders of The Lost Ark (1981) hingga The Kingdom of Crystal Skull (2008).

Ini belum termasuk dua film tentang Indiana Jones muda yang pernah dirilis pada tahun 1995 dan 1999. Bagi pencintanya, kisah epik ini sudah menjadi legenda masa. Bahkan pada tahun 2023 nanti dikabarkan jika seri ke-lima akan kembali hadir menyapa penonton.

National Geographic mencatat bahwa popularitas Indiana Jones menyebabkan peminat arkeologi bertambah. Namun, belum diketahui apakah motifnya karena sosok Indiana Jones atau minat terhadap artefak-artefak kuno.

Yang pasti, arkeolog mendapatkan tempat yang lebih terhormat dari sosok sang petualang serba bisa itu. Kekuatan Indiana Jones berada pada pengetahuannya yang tidak biasa plus keberaniannya dalam menentang maut.

Dalam kenyataannya, para arkeolog tidak sesempurna itu. Pengetahuan tentang sejarah adalah hal yang pasti, namun menyeberangi lautan berapi, rasanya terlalu berambisi.

Tapi, bagaimana jika itu memang benar-benar ada?

Tokoh Indiana Jones bukan inspirasi dari orang asli. Tidak seperti karakter Ed dan Lorraine Warren dari film Conjuring yang benar-benar ada.

Mungkin saja ada satu atau dua kisah petualangan arkeolog dunia yang mengilhami sebagian kecil dari kisah epik Indiana Jones.

Namun, di dunia nyata adalah Roy Chapman Andrews yang kisah petualangannya paling menyerupai Indiana Jones. Tentu saja tanpa Nazi, wajah yang lumer, atau jantung yang dicabut keluar dengan tangan.

Kendati demikian, kisah Roy tetap yang paling mendekati.

Roy lahir di Beloit, Wisconsin, Amerika Serikat pada tahun 1884. Sejak kecil ia sudah senang menjelajahi hutan dekat tempat tinggalnya. Ketika berumur 9 tahun, Roy mendapat hadiah sepucuk senapan berburu.

Ia kemudian menjadi pemburu jitu dan pandai menyumpal hewan buruan yang sudah mati menjadi kelihatan hidup (taxidermy). Kelihaiannya berburu dan melakoni seni taxidermy yang kemudian membiayai kuliahnya.

Sejak kecil, Roy telah bercita-cita ingin menjadi petualang. Ia menyenangi segala jenis aktivitas berbahaya. Namun, sebuah kejadian penting mengubah hidupnya.

Pada saat masih berstatus mahasiswa, Roy berburu bebek dengan seorang kawannya. Lokasi yang dituju adalah sungai berbatu cadas dan berarus deras di Wisconsin.

Sebuah kecelakaan maut membuat sampan yang mereka tumpangi terbalik. Roy beruntung bisa menggapai batang pohon di pinggiran sungai. Tapi, nahas bagi kawannya. Ia meninggal terseret arus.

Kejadian tersebut sempat membuat Roy trauma. Namun, kecintaanya terhadap aksi adrenalin tidak pernah mengurangi niatnya berpetualang. Titik balik yang ia dapatkan dari kejadian tersebut adalah; Jangan pernah meremehkan prosedur keamanan.

Setelah tamat kuliah pada tahun 1906, Roy pun pindah ke New York untuk bekerja pada American Museum of National History. Meneruskan keinginannya yang terpendam sejak ia masih kecil.

Sayangnya, museum tersebut sedang tidak menerima pegawai. Tapi, Roy tidak putus asa. Ia tetap ingin bekerja di sana. Jadilah Roy memulai karirnya sebagai jongos. Membersihkan gedung, menjadi pesuruh, hingga pekerjaan-pekerjaan tidak penting lainnya. Semuanya dilakukan secara sukarela tanpa bayaran.

Ia bahkan menolak beberapa pekerjaan yang lebih menjanjikan demi keinginannya bekerja di museum. Hingga usahanya pun membuahkan hasil. Pada saat ada lowongan, Roy diterima.

Tugas pertamanya di lapangan adalah fosil mamalia laut. Roy bersama kawannya Clark berhasil mengumpulkan rangkaian kerangka paus lengkap dari pantai Long Islands.

Pekerjaan ini tergolong sukses mengingat mereka melakukannya dalam cuaca yang tidak mendukung dengan badai yang sedang menerjang.

Setelah keberhasilan pada misi pertamanya, Roy pun ditugaskan oleh museum untuk mengumpulkan spesimen-spesimen mamalia laut dari berbagai negara.

Dalam 15 tahun pertama karirnya, tercatat 10 kali Roy lolos dari maut. Rekornya adalah sebagai berikut:

  • 2 kali lolos dari terpaan angin topan.
  • 1 kali pada saat kapalnya diserang paus terluka.
  • 1 kali hampir dimakan anjing liar.
  • 1 kali hampir dibunuh oleh pendeta lama Tibet yang stress.
  • 2 kali terjatuh dari tebing.
  • 1 kali oleh terjangan tornardo, dan
  • 2 kali kali hampir dibunuh perampok.

Kendati demikian, adalah ekspedisi Gurun Gobi yang mengangkat nama Roy Chapman Andrews dalam jajaran arkeolog papan atas.

Pada tahun 1920, direktur museum, Henry Fairfield Osborn memiliki teori bahwa wilayah Asia tengah adalah pusat kehidupan dunia zaman purba. Roy pun mengajukan keinginannya untuk memimpin sebuah ekspedisi ke sana.

Ekspedisi dimulai pada tahun 1922. Tim yang dipimpinnya berhasil mengumpulkan kerangka lengkap beberapa jenis dinosaurus kecil, serangga purba, dan potongan-potongan fosil mamalia. Sebagian dari penemuan ini bahkan belum pernah teridentifikasi sebelumnya.

Namun Roy tidak puas. Ia merasa jika ekspedisi Gurun Gobi pertamanya ini hanya mampu menyimpulkan sebagian kecil dari apa yang ada di sana.

Roy pun melanjutkan ekspedisi keduanya pada tahun 1923 dengan lebih dalam lagi. Ia melakukan penggalian bawah tanah. Hasilnya mengagumkan. Roy dan timnya berhasil menemukan tulang belulang kecil yang ukurannya tidak lebih besar dari tikus.

Pada awalnya, Roy dan timnya mengira fosil tersebut adalah sejenis reptil. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, para ahli menyatakan jika hasil penemuannya adalah sejenis mamalia purba. Alias nenek dari segala nenek hewan mamalia. Penemuan ini lantas mengguncang dunia arkeologi dan sains sekaligus.

Masih dalam ekspedisi yang sama pada tahun 1923. Penemuan lainnya juga tidak kalah menghebohkan. Tim ekspedisi berhasil menemukan beberapa 25 fosil telur dinosaurus, baik yang sudah pecah, dan yang masih utuh.

Penemuan telur dinosaurus akhirnya menjawab pertanyaan yang paling ditunggu-tunggu oleh dunia sains. Apakah dinosaurus bertelur atau melahirkan dalam proses reproduksinya.

Terlepas dari hasil mengagumkan yang Roy dapatkan, ekspedisi Gurun Gobi termasuk salah satu yang paling berbahaya dalam karirnya.

Alam yang ganas tidak seberapa, cuaca yang tidak bersahabat bukan masalah. Adalah ular gurun dan perampok yang paling ditakuti oleh tim ekspedisi.

Ular gurun atau viper adalah ancaman nyata. Mereka benar-benar adalah musuh dalam selimut. Di malam hari bergerak diam-diam dan masuk ke bawah selimut. Mengancam dengan patukan berbisanya yang mematikan.

Rekor yang Roy dapatkan dari serangan viper ini adalah sebanyak 47 ular dalam semalam. Semuanya berhasil dibunuh tanpa ada korban dari pihak ekspedisi.

Sejak saat itu, Roy trauma. Mungkin saja kisahnya ini ada hubungannya dengan karakter Indiana Jones yang takut akan ular.  

Perampok gurun juga ancaman yang mematikan. Pernah suatu saat Roy sedang dalam perjalanan kembali ke perkemahan membawa suplai. Tetiba ia melihat 4 orang berkuda dari arah depan membawa senjata menuju ke arahnya.

Sadar jika ia terdesak dan tidak bisa memutar balik, Roy mengambil aksi nekat. Ia memacu kudanya dengan cepat dan menerjang keempat perompak tersebut. Strateginya berhasil, serangannya ini berhasil membuat kuda lawan panik.    

Para bandit tidak bisa mencabut senapan karena kuda mereka panik. Pada kesempatan ini, Roy lantas mencabut pistol dan membunuh keempatnya. Sebagai oleh-oleh, topi koboi ala Indiana Jones pun ia jadikan cenderamata.

Ekspedisi ke Gurun Gobi dilakukan beberapa kali. Hingga akhirnya dihentikan pada tahun 1930 karena konflik politik antara China dan Mongolia.

Kendati aksi di lapangannya berakhir, karir Roy tidak terhenti. Ia menjadi direktur American Museum of Natural History pada tahun 1934. Posisi ini ia lakoni hingga tahun 1942.

Setelah pensiun, Roy berserta istrinya pindah ke California. Di sana ia menghabiskan seluruh hidupnya dengan membuat buku tentang kisah petualangannya.

Roy Chapman Andrews meninggal dunia karena serangan jantung pada tahun 1960 dalam usia 76 tahun.

Banyak yang meyakini jika Roy adalah ilham dari karakter Indiana Jones, kendati George Lucas sendiri tidak pernah mengakuinya. Roy adalah sosok arkeolog yang penuh petualangan. Hidupnya menentang bahaya, namun yang ia hasilkan telah mendapat pengakuan besar dari dunia sains.

Apakah Roy Chapman Andrews adalah Indiana Jones dunia nyata? Belum bisa dipastikan. Namun, satu yang pasti. Roy tidak pernah menanggalkan topi koboinya dalam setiap petualangannya. Indiana Jones juga begitu, bukan?

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun