Topil adalah pilihan admin. Nyasarnya kepada kaum milenial. Di sana itu gudang para jomlo. Tidak apa-apa. Tapi kalau pembacanya jomlo, yang nulis jomlo, terus pengelolanya jomlo. Mau kemane yang sudah pada kawin?
Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Dan bubur sudah habis gegara takabur. Jadi, untuk mengademkan situasi yang sedang panas di K, maka Acek mengharapkan seluruh Kompasianer lawas, senior, non-milenial, atau apa pun namanya, agar tidak memilih ke-4 jomlo ini.
Lha, jangan anggap Acek propokator. Sejujurnya jika para jomlo ramai ramai meninggalkan Kompasiana, maka Acek juga yang rugi. Sebab menurut survei Lembaga Pengelola Bacaan Urungan (singkat: Lempengburung), pembaca kamasutra kebanyakan dari kaum jomlo.
Lantas kenapa Acek getol mengkampanyekan tulisan ini? Tiada lain, tiada bukan, karena rasa empati Acek kepada kaum mereka berempat. Jika mereka terlalu banyak baca dan nulis, kapan nikahnya?
Jomlo itu Free. Alias Freehatin.
Acek Rudy for Kompasiana
Tidak untuk digunakan pada situs atau media lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H