Mayoritas penduduk di provinsi Sulawesi Selatan beragama Islam. Komposisinya sebesar 85,85% pada tahun 2020 (wikipedia). Disusul dengan agama Katolik dan Kristen pada urutan kedua (21,08%).
Agama Islam erat kaitannya dengan sejarah dan asal usul nama kota Makassar. Adalah tiga ulama dari Sumatera Barat yang bergelar Dato Tallua. Mereka adalah Datuk ri Bandang, Datuk ri Tiro, dan Datuk ri Patimang.
Baca juga:Â Ragam Alasan Politik di Ujung Pandang, Makassar Tetap Terbaik
Pertemuan ketiga Datuk ini dengan Raja Gowa ke-16 (1605) menandakan momen pertama kalinya agama Islam mulai disiarkan. Menyisakan legenda yang sakral dan masih berlaku hingga kini.
Namun sebenarnya sebelum Dato Tallua bertemu dengan Raja Gowa, komunitas agama Islam sudah terbentuk di wilayah ini. Asalnya dari para pedagang Arab dan juga komunitas Melayu.
Di saat yang sama, penyebaran agama Kristen juga terjadi secara sporadis melalui para misionaris dari Portugal.
Islam di Gowa, Kristen di Suppa Siang
Sejarah mencatat mayoritas Kerajaan Gowa menganut agama Islam. Sementara Kristen telah mendapat pilihan di Kerajaan Suppa (Pinrang) dan Siang (Pangkep). Kedua kerajaan ini memiliki sejarah yang lebih tua dari Gowa dan Tallo.
Pada awal abad ke-15 pelabuhan Siang dan Suppa adalah daerah pilihan. Ramai dikunjungi oleh pedagang dari manca negara. Pada saat yang sama, para misionaris dari Portugis berada di sana untuk misi agama.
Antonie de Payva mendapat mandat dari Gubernur Portugis di Ternate untuk menyebarkan agama Kristen pada 1542. Payva berhasil, Raja Siang, La Makkarawie dibaptis dengan nama Don Juan, dan Raja Suppa mendapat gelar Don Luis.
Proses ini terjadi secara suka rela. Payva berhasil "memenangkan" debat teologis yang sengit dengan para penguasa lokal. Banyak persamaan yang ditemukan di antara dua budaya yang berbeda.