Lagipula, menurut Apolinario Chile Pixtun, tetua adat suku Maya. Konsep kiamat itu adalah konsep dunia barat. Tidak ada hubungannya dengan kepercayaan Maya.
Kiamat Berikutnya
Belum juga puas, para teori konspirator lantas menghitung ulang lagi. Disebutkan bahwa 2012 pada kalendar Maya sebenarnya bukanlah tanggal tersebut, tetapi pada tanggal 21 Juni 2020.
Teori ini pertama kali muncul pada saat Paolo Tagaloquin mencuit di twitternya. Teorinya sederhana dan cukup "masuk akal." Ia menghitung ulang perbedaan antara sistem Julian dan Gregorian. Konon ada 11 hari lebih panjang pada tiap tahunnya. Terjadilah deviasi selama 2.948 hari.Â
Namun, sekali lagi ahli budaya suku Maya membantah. Adalah Professor Elizabeth Graham dari Inggris yang mematahkan teori Paolo. Bangsa Maya menghitung calendar berdasarkan hari, bukan tahun. Jadi, tidak perlu mempermasalahkan perbedaan sistem tahun.
Nyatanya memang benar, 21 Juni 2020 tidak kiamat lagi. Meskipun teori konspirasi tentang kiamat selalu bisa dipatahkan, tapi hal sejenis akan selalu muncul. Entah mengapa, isu remeh-remeh semacam ini selalu menarik perhatian manusia.
Mungkin karena manusia sudah bosan hidup, atau bisa juga sebagai peringatan untuk tidak lagi berbuat dosa. Apa pun itu, hari kiamat akan selalu menjadi rahasia Tuhan. Manusia yang bisa meramalkannya seharusnya sudah mati. Itu pun jika ia bertemu dengan Tuhan. Semoga matinya tidak masuk ke dalam neraka.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI