Namun, diriku punya pembelaan. Saya merasa telah menjadi bagian dari penghuni rumah ini. Ikutan nimbrung karena memang sudah akrab dengan sesama penghuni. Bukannya mau mbalelo, tapi emang asli kepo.
Nyatanya, para penghuni lainnya juga begitu. Ada kolom chat bisa dipakai untuk bersua-sembada. Masih ada pula lanjutannya di grup perpesanan. Meskipun belum pernah kopdar dengan sesama saudara seperguruan, keakraban yang terjalin sudah serasa seribu tahunan.
Jadi, kesimpulannya. Kompasiana ini memang unik. Ia bukan hanya tempat untuk membaca, menggali informasi, atau sekadar hiburan saja, tapi juga telah menjadi ajang silaturahim.
Membaca tulisan enak rasanya. Membuat tulisan enak rasanya. Keakraban yang terjalin enak pula rasanya. Makanya janganlah menertawakan Acek, jika istilah "bersetubuh" ia gunakan di sini.
Semakin banyak "disetubuhi" semakin bangga rasanya, semakin banyak "menyetubuhi" juga wajib terasa. Hingga pada akhirnya, label dan penghargaan dari admin menambah kepuasan tersendiri bagi para Kompasianer terpilih.
K-Rewards pun menambah klimaks. Paling tidak ada penghargaan materi yang didapatkan di sini. Berapa pun jumlahnya, ujung-ujungnya "enak."
Stop sampai di sini, Acek tidak akan menambahkan bensin untuk mengompori perolehan K-Rewards yang sedang hangat-hangatnya di Kompasiana. Ingat Sumpah Pemuda, maknanya adalah persatuan bukan perpecahan.
Wajib menulis sehari sekali. Kebetulan pagi ini lagi bingung mau nulis apa. Jadilah tulisan receh ini.
Namun, Acek tetap berharap yang terbaik. Semoga kegelisahan di rumah bersama ini cepat berlalu. Dan kita semua dapat kembali menulis sesuai kehebatan masing-masing.
Ini pendapatku, bagaimana persetubuhanmu? Eh...
SalamAngka