Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tentang Kebiasaan Membaca Sebelum dan Setelah Menjadi Kompasianer

28 Oktober 2021   06:21 Diperbarui: 28 Oktober 2021   06:23 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas kebiasaan ini berubah lagi. Tepatnya dua tahun yang lalu saat saya mulai bergabung dengan Kompasiana. Bukan sebagai pembaca yang rakus saja, tetapi juga sebagai penulis yang tamak. One day one article membuat diriku harus berkomitmen untuk membagi waktu bergawai.

Ada dua sumber berita yang menjadi acuanku secara umum. Pertama adalah media arus utama, semacam Kompas.com dan sejenisnya. Kedua adalah Kompasiana sebagai ajang untuk menuangkan isi kepalaku.

Di sinilah baru saya sadari. Bukan hanya perubahan pada sumber bacaan, tapi juga ada kebiasaan baru yang terjadi. Gaya membaca pun berubah.

Ketika membaca media utama, dalam kepalaku bukan hanya mencari informasi dan hiburan. Kini sudah bertambah satu lagi, yakni mencari ide menulis.

Google bukan lagi sebagai sumber berita semata, tapi juga sebagai ajang untuk mencari referensi. Bacaan tidak lagi semata hiburan, ada keasyikan lainnya yang lebih seru; Membuat tulisan.

Sementara ketika saya membaca Kompasiana, titik koma tak pernah luput dari perhatianku. Saya seolah bertindak bak editor untuk memahami isi kepala dan gaya para penulis.

Tujuannya untuk belajar literasi. Semoga kemampuan menulis saya bisa berkembang dari sana. Dan mohon maaf juga, karena tulisan yang telah dibaca tidak semuanya kutinggalkan jejak.

Itulah mengapa saya sering misuh-misuh jika ada tulisan yang mendapatkan label tapi banyak kesalahan penulisan (typo). Bagaimana pun juga sebagai Kompasianer, saya merasa malu jika tulisan yang ditonjolkan berkualitas buruk.

Membaca tulisan para sahabat juga punya keasyikan tersendiri. Seolah-olah mendengarkan celotehan mereka. Rasanya berbeda, lebih tepatnya seperti saling berkirim surat.

**

Lantas ketika berbagai macam prahara terjadi di Kompasiana, saya pun ikut-ikutan. Tulisan kubuat dalam berbagai genre. Entah itu sekadar humor, atau tulisan protes beneran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun