Delapan bulan lalu saya baru saja terlepas dari penderitaan yang menyiksa. Lengan kiriku tak bisa kugerakkan dengan leluasa sejak 2019.
Semua mulai terasa ketika saya terjatuh di kamar mandi. Sehingga nyeri yang terasa dicurigai akibat adanya keretakan pada tulang.
Dokter Ortopedi adalah yang pertama kukunjungi. MRI pun dilakukan, hasilnya aman. Tidak ada fracture yang terdeteksi. Sang dokter lantas menyarankanku pergi ke fisioterapi. Di sinilah aku mengenal istilah penyakit frozen shoulder (bahu beku). Istilah medisnya adalah Adhesive Capsulitis.
Perawatan oleh fisioterapis cukup membantu. Namun, saya termasuk orang yang tidak sabar dan telaten. Alhasil bahu saya tidak membaik. Saya bahkan cenderung terbiasa dengan kondisi bahuku yang susah digerakkan. Walaupun terkadang terasa nyeri di malam hari.
Selain fisioterapi, saya juga menjalani perawatan Tairopractice alias perawatan sendi-sendi tulang dan otot. Caranya lebih ekstrim dan kamu bisa merasakan sekujur tubuhmu direnggangkan. "krek, krek," bunyinya. Asyik rasanya.
Sang terapis juga mengajarkan diriku beberapa gerakan yang harus kulakukan agar otot bahuku kembali fleksibel. Sekali lagi, malas kulakukan. Alasannya, sibuk.
Sebenarnya kemalasan diriku berhubungan dengan informasi yang pernah aku dengar dari beberapa orang penderita. Katanya, penyakit ini akan baik dengan sendirinya.
Nyatanya memang benar, berdasarkan sumber (1) ada tiga tahapan dari gejala Frozen Shoulder;
- Tahap Pertama disebut Freezing Stage. Gejalanya adalah rasa nyeri pada bahu sehingga pergerkan menjadi terbatas. Periode ini berlangsung selama 6-9 bulan.
- Tahap Kedua atau Frozen Stage. Nyeri berkurang, tapi bahu masih kaku. Periode berjalan untuk 4 bulan hingga setahun.
- Tahap Ketiga adalah Thawing Stage. Pergerakan bahu mulai membaik. Hingga kondisi normal 6 bulan sampai 2 tahun dibutuhkan.
Dengan ketiga tahapan ini, dibutuhkan beberapa bulan hingga bertahun-tahun agar membaik dengan sendirinya. Dan itulah yang saya alami, Frozen Shoulder menghinggapi diriku selama setahun lebih.
Frozen Shoulder Dalam Penjelasan Medis
Dikutip dari sumber (2), sebagian kelompok manusia lebih rentan mendapatkannya, yakni; Wanita, berusia 40 tahun ke atas, penderita diabetes, dan pasien yang baru mengalami serangan stroke atau operasi. Namun, bisa juga disebabkan karena jarang menggerakkan area lengan.
Simtom ini pada umumnya disebabkan karena ketidakseimbangan hormon, sistem kekebalan tubuh yang melemah, atau peradangan pada sendi.
Apakah Frozen Shoulder Berbahaya?
Yang pasti kualitas hidup akan berkurang. Pergerakan terbatas pada bahu tiada bedanya dengan cacat temporer. Ditambah lagi, gejala ini sering menyerang pada malam hari, sehingga kualitas tidur akan terganggu.
Gejala ini juga berhubungan dengan penyakit kormobid lainnya, seperti diabetes, parkinson, tuberkolosis, jantung, dan gangguan hormon tiroid. Sehingga bilamana ada serangan Frozen Shouder, maka ada bagusnya melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
Dengan demikian, ada bagusnya untuk memeriksakan diri ke dokter. Paling tidak, ada saran untuk mempercepat pemulihan.
Selain mendeteksi gejala, dokter biasanya melakukan diagnosis lanjutan. MRI atau USG mungkin perlu dilakukan untuk melihat kemungkinan kondisi lain, misalkan keretakan tulang atau radang sendi.
Pengobatan Frozen Shoulder
Obat-obatan yang diberikan oleh dokter pada umumnya adalah pereda nyeri dan peradangan. Dalam kasus berat, suntikan ke arah bahu yang membeku bisa juga diberikan.
Bantuan Fisioterapi adalah yang paling umum. Tujuannya agar bahu bisa kembali fleksibel. Gerakan-gerakan tertentu akan diajarkan untuk membantu keluwesan pada area yang kaku.
Secara mandiri, penderita simtom ini juga bisa melakukan kompres dingin di bahu. Durasinya antara 10 hingga 15 menit beberapa kali dalam sehari.
Penanganan Lanjut
Meskipun jarang, ada juga kasus yang membutuhkan penanganan yang lebih besar, yakni melalui tindakan medis lanjutan. Ada tiga prosedur pilihan;
- Manipulasi Sendi Bahu. Pasien akan dibius total dan dokter akan menggerakkan bahu untuk melemaskannya. Pembiusan total dilakukan agar pasien tidak merasakan nyeri pada saat otot dipaksakan lemas.
- Distensi Bahu. Pasien akan disuntik dengan air steril ke bagian bahu. Tujuannya untuk merenggankan jaringan kapsul sendi bahu.
- Artroskopi. Dokter akan menyayat area sekitar sendi dan membuang jaringan parut yang melengket pada sendi bahu.
Pencegahan Frozen Shoulder Â
Simtom ini bisa dicegah. Syarat utamanya adalah jangan malas gerak. Terlebih jika kita baru saja menjalankan operasi. Namun, tanpa kita sadari, kerap juga karena kebiasaan, maka gerakan kita hanya yang itu-itu saja. Pokoknya, jangan malas gerak dah.
Semoga Bermanfaat
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H