Dikutip dari sumber (2), sebagian kelompok manusia lebih rentan mendapatkannya, yakni; Wanita, berusia 40 tahun ke atas, penderita diabetes, dan pasien yang baru mengalami serangan stroke atau operasi. Namun, bisa juga disebabkan karena jarang menggerakkan area lengan.
Simtom ini pada umumnya disebabkan karena ketidakseimbangan hormon, sistem kekebalan tubuh yang melemah, atau peradangan pada sendi.
Apakah Frozen Shoulder Berbahaya?
Yang pasti kualitas hidup akan berkurang. Pergerakan terbatas pada bahu tiada bedanya dengan cacat temporer. Ditambah lagi, gejala ini sering menyerang pada malam hari, sehingga kualitas tidur akan terganggu.
Gejala ini juga berhubungan dengan penyakit kormobid lainnya, seperti diabetes, parkinson, tuberkolosis, jantung, dan gangguan hormon tiroid. Sehingga bilamana ada serangan Frozen Shouder, maka ada bagusnya melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
Dengan demikian, ada bagusnya untuk memeriksakan diri ke dokter. Paling tidak, ada saran untuk mempercepat pemulihan.
Selain mendeteksi gejala, dokter biasanya melakukan diagnosis lanjutan. MRI atau USG mungkin perlu dilakukan untuk melihat kemungkinan kondisi lain, misalkan keretakan tulang atau radang sendi.
Pengobatan Frozen Shoulder
Obat-obatan yang diberikan oleh dokter pada umumnya adalah pereda nyeri dan peradangan. Dalam kasus berat, suntikan ke arah bahu yang membeku bisa juga diberikan.
Bantuan Fisioterapi adalah yang paling umum. Tujuannya agar bahu bisa kembali fleksibel. Gerakan-gerakan tertentu akan diajarkan untuk membantu keluwesan pada area yang kaku.
Secara mandiri, penderita simtom ini juga bisa melakukan kompres dingin di bahu. Durasinya antara 10 hingga 15 menit beberapa kali dalam sehari.