"Seperti yang kamu ketahui setiap tanggal 22 Oktober Kompasiana merayakan hari ulang tahunnya." Demikian kalimat pembuka pada tulisan pengumuman; Meriahkan Ulang Tahun Kompasiana dan Raih 13 Voucher Belanja.
Ini yang menjelaskan, mengapa banyak kawan-kawan Acek yang memajang foto terbaiknya pada grup bersama. Semuanya cantik, asyik, terbaik, ala menukik.
Wajah mereka tercover dalam bingkai yang sama. Berwarna biru khas dengan logo Kompasiana. Ada pula tagar #opinibersama yang maknanya disuruh beropini daripada berisik (NoiseVoice). Ada pula tagar #13thkompasiana menandai usia dari blog bersama yang kita cintai ini.
Acek tidak mau kalah. Tapi, tidak tahu caranya. Pertanyaan pun dilayangkan kepada para sejawat grup bersama. Dengan harapan ada yang menjawab tanpa ditertawakan. Krik... Krik... bunyu jangkrik.
Atau mungkin juga para sahabat tidak rela membantu. Sebabnya hanya ada 13 voucher yang dibagi-bagikan kepada 13 pemenang. Nilainya seratus ribu rupiah untuk dipakai belanja ke Gramedia on-line.
Jumlah ini bikin merinding. Probabilitas pemenangnya tidak sampai 1 persen, andaikan yang ikut lebih dari 1300 orang. Melihat jumlah Kners seluruh Indonesia, persentase ini sangat memungkinkan.
Sebenarnya dengan tambahan 1 orang seperti Acek, probabilitas pemenang tidak akan banyak berubah. Tapi, entahlah. Grup bersama sepi bak sapi yang sedang cuci-cuci di kamar mandi. Mungkin mereka halu, Diva (disclaimer) dan kawan-kawannya dianggap pesaing.
Acek pun melakukan usaha yang tidak terpuji. Mengutak-atik gawai yang sudah lama tidak disetubuhi. Muncullah petunjuk dari Kompasiana yang tertera pada tulisan seperti ini;
Akses Twibbon khusus Ultah 13 Kompasiana (lengkap dengan tautannya). Â Masukkan foto terbaikmu ke dalam bingkai, lalu unduh foto tersebut. "Gampang!"
Selanjutnya, posting hasil foto di Facebook atau Instagram. Lalu, Mention akun @Kompasiana dan tag 3 kawanmu. "Enteng!"
Namun, sebagai Kompasianer sejati yang penuh semangat ereksi, Acek tidak mau dipermalui -- rasanya seperti pakai maskerbasi. Postingan ini harus muncul sebagai juara apapun yang terjadi. Bukan masalah uang, tapi gengsi. Taruhannya -- titel lelaki sejati.
Untuk itu, Acek pun mengeluarkan jurus maut yang lebih serem dari sekadar Kamasutra. Sedikit berbau mistis, tapi tidak apalah. Demi pocer, cara apapun dihalalkan.
Acek memulai dari buku Fengshui. Jam unggah harus dihitung sesuai shio dan wangsit. Energi yang tepat akan menjadi penentu utama hoki.
Langkah selanjutnya menghubungi Mbah Karso. Beliau siap membantu, tersebab kami berdua punya musuh bersama --Â Engkong Gang Sapi yang sering ngutang soto di warungnya kalau pagi.
Saran dari Mbah Karso, sesaat sebelum foto diunggah, bacalah mantra yang satu ini; "Dulallam singkong &***d***c) Mod***$@#kar!&#*$@ Min*** %%#$# Wasallam singkong."
Mbah Karso juga menyarankan Acek bersemedi di kuburan angker 3 hari 3 malam demi dapat wangsit dari dunia ghoib.
Wangsit diterima, Acek harus memandikan foto dengan bunga tujuh rupa sesaat sebelum diunggah. Untuk yang satu ini, biayanya agak mahal. Tersebab foto yang dimandikan harus beserta gawainya. (lihat gambar)
Wangsit ghoib juga memberi pesan, foto terbaik tidak boleh berasal dari masa kini. Ia harus dilihat khusus melalui penerawangan.
Mbah Warso memang sakti. Ia mampu melihat wajah Acek di masa depan. Foto inilah yang Acek sertakan pada bingkai biru Kompasiana. (lihat gambar)
Demikianlah proses yang Acek jalani dengan penuh perjuangan hidup. Sebabnya kekuatan Acek telah menurun drastis. Dulunya pandangan hidup sudah sering. Alias memandang saja sudah "hidup."
Jadi, terkhusus Mimin Kompasiana, jika Acek tidak juara, maka Anda telah melakukan kesalahan besar. Menyinggung gengsi dunia ghoib. Bersiap-siaplah dikunjungi dedemit dan sejenisnya di malam hari.
(Napas ngos-ngosan)...
Acek sudah menyelesaikan tugas. Bikin Rusuh Kompasiana, Admin, dan Kompasianer. Mohon maaf jika ada selip kata yang tidak nyaman di hati. Tapi, Acek tidak pernah lupa untuk mendoakan yang terbaik.
Kompasiana selalu menjadi yang the best dalam hidupku dan semoga selalu bermanfaat bagi hidup banyak orang. Jayalah selalu Kompasiana, menjadi saluran opini bagi Netizen Indonesia dalam berekspresi.
Nah, ini poto yang serius;
Kalau sampai gak menang pocer lagi, entahlah! Mungkin segopok bikini merah bekas kan kukirim ke Palmerah! Ati-ati, ada santetnya!
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H