Namun, ledakan meteor pada situs Tall el-Hammam diduga jauh lebih besar. Diperkirakan setara dengan bom nuklir dengan kekuatan 10 megaton. Alias 1000 kali lebih kuat daripada bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
Bagaimana Para Ilmuwan Tahu tentang Ledakan ini?
Phillip Silvia dan Steven Collins, dari Trinity Southwestern University menemukan fakta bahwa kerusakan yang terjadi pada dinding kota memiliki pola arah tertentu.
Juga ditemukan batu yang berbobot 600 gram yang dulunya berasal dari tiga buah batu berbeda. Batu-batu tersebut menyatu akibat meleleh karena panas yang luar biasa.
Pada permukaan batu, ditemukan kristal zircon. Semakin mengukuhkan bahwa ia pernah terpapar suhu hingga 12.000 derajat celcius selama beberapa detik.
Thus, kawasan ini menjadi area yang tak bisa ditempati selama 700 tahun lamanya. Pada hasil penelitian geokimia terhadap tanah di situs Tall el-Hammam, ditemukan lapisan garam dan sulfat dengan kadar yang cukup tinggi.
Senada dengan kitab suci yang mengatakan jika Tuhan menjadikan Sodom pelajaran bagi generasi selanjutnya dengan mengubahnya menjadi danau mati. Aromanya tidak sedap, airnya tak bisa dimanfaatkan, dan tanah menjadi kering dan tandus.
Para ilmuwan memang berhasil menghubungkan cerita dari kitab suci dan kejadian nyata. Perkiraan letak dan kondisi situs cukup menyerupai kisah yang ada.
Meskipun demikian, para ahli tidak bisa membuktikan apakah di tempat tersebut dulunya terjadi praktik seks menyimpang. Namun, mungkin tidak perlu dipermasalahkan lagi. Sebabnya seks menyimpang itu akan selalu ada sepanjang masa.
Lagipula, defenisi dari penyimpangan seks itu memiliki standar ganda. Tidak elok rasanya menggunakan nama Tuhan untuk membuat pernyataan. Ada yang namanya hak azasi dan privasi manusia yang harus dijaga.