"Merokok berbahaya bagi kesehatan" dan berbagai macam peringatan sejenis. Semuanya terlihat jelas pada bungkus rokok. Ini belum termasuk nomer layanan bagi para ahli asap yang ingin tobat.
Sebagai manusia yang suka mewek sendiri, betapa hancurnya hati ini melihat rokok yang selalu didiskriminasi. Mengapa? Coba bandingkan dengan makanan tidak sehat lainnya yang tidak kalah berbahaya.
Gula misalkan. Bukan rahasia lagi jika ia merupakan sumber dari berbagai penyakit degeneratif. Namun, pernahkah Anda menemukan peringatan berbahaya pada bungkusnya?
Oke, gula masih aman jika dikonsumsi dengan batas wajar. Lha, rokok juga. Tapi, apa batas kewajaran merokok? Berhenti jawabannya, titik.
Rokok bikin ketagihan. Emangnya gula tidak? Nasi yang kita konsumsi tiap hari juga mengandung gula, mbook.
Iya, tapi merokok bisa membuat para perokok pasif kena masalah. Untuk alasan ini, saya diam sajalah. Toh, saya tidak pernah ngutang gula di warung tetangga.
Saya bukannya tidak mendukung kampanye larangan merokok. Saya hanya berpendapat jika kampanye ini terlalu radikal. Alangkah baiknya jika pendekatan yang lebih manusiawi dan duniawi bisa dilakukan. Perokok juga manusia.
Janganlah membenci. Ingat nasehat ibu, "sayangilah musuhmu sebagaimana Anda menyayangi dirimu sendiri." Atau dengan kata lain, berpihaklah kepada rokok dan pahamilah sudut pandang para perokok. Niscaya engkau akan menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Ganti Gambar dan Jargon Bahaya Merokok
Jantung bolong, gigi keropos, tengkorak gentayangan, seyogyanya dibuat untuk menakut-nakuti. Tapi, percayalah, tidak ada efeknya.