Dua kali sudah menjadi narasumber di tipi, CNN Indonesia tepatnya. Sebenarnya belum mengharapkan ada panggilan lagi. Semuanya masih sibuk dengan Corona dan pergantian tahun masih jauh dari agenda. Â
Namun, pada tanggal 23 September 2021, pukul 13.21 siang, sebuah pesan hinggap di gawai.
"Selamat siang Pak Rudy, saya Reza dari CNN Indonesia TV. Izin pak bolehkah kami wawancara bapak dengan tema mitos angka 4 pada penomoran lantai gedung?"
Wajah bengong, mulut tak bisa bohong. Tanpa banyak cincong tawaran langsung kuboyong. Masuk Tipi, bagaimana pun juga Acek ini masih masuk dalam golongan kolonial yang anti mainstream. Tipi adalah tontonan wajib di tengah gempuran tipi-tipian ala Youtube.
Jadilah waktu yang disepakati untuk sesi wawancara. Karena ini bukan acara Live seperti dua kali sebelumnya, waktunya lebih fleksibel. Namun, tetap saja harus tampil maksimal. Batik dan gosok gigi. Malu rasanya dilihat engkong-engkong yang masih nonton tipi.
Baca juga: Banjir... The Show Must Go On
Judulnya pun dahsyat; Kenapa Tidak Ada Angka 4 di Tombol Lift?
Bukan rahasia lagi, jika memang tidak ada angka 4 di sana. Bukan karena lantai gedung hanya tiga tingkat, namun angka 4 dan 13 memang sangat sering dihilangkan.
Persiapan dilakukan sehari sebelum acara. Berbagai teori pun muncul di kepala. Mulai dari numerophobia hingga apophenia. Istilah asing, biar kelihatan keren.
Interview berjalan sukses, isinya cukup lengkap dan komprehensif. Totalnya mungkin hampir 15 menit plus percakapan santai dengan Mas Reza.
Harinya pun tiba, hasil wawancara dirangkaikan dalam acara CNN News Update, dengan subtema Update Fakta. News Anchornya Fanny Imaniar. Total durasi acara 3 menit 47 detik. Bagian Acek? Tidak sampai semenit, Amsiong!
Tapi, paling tidak masuk tipi lha. Haiyaaa...
Jadi, argumen Acek cukup sederhana. Menjawab rangkaian narasi tentang apakah angka 4 pada lift yang dihilangkan memang membawa sial?
"Dalam Numerologi, ada dua faktor yang mempengaruhi perspektif seseorang dalam melihat angka baik dan buruk. Yang pertama adalah faktor personal, terkait pengalaman pribadi. Yang kedua adalah faktor sosial budaya."
Acek kemudian menjelaskan bahwa orang Tionghoa selalu membandingkan bunyi fonetik dari sebuah kata dengan bunyi fonetik lainnya. Pelafalan empat dalam bahasa mandarin adalah She, Shi, atau Se. Diucapkan dengan dialek China apapun, semuanya memiliki persamaan dengan kata mati atau meninggal.
Sudah sampai di sini. Ini adalah news update yang tidak pakai lama.
Baca juga: Dua Kali Hadir Sebagai Narasumber di Tipi, Semuanya (mungkin) gegara Kompasiana
Dalam rangkaian acara tersebut, turut diwawancarai pula Yulius Fang, seorang pakar Fegshui. Bukan sulap, bukan sihir, bukan pula hasil kong-kalikong. Yulius juga senada dengan teori Numerologi Acek.
Yulius menyatakan jika Fengshui tidak melihat lantai 4 sebagai sesuatu yang pasti buruk. Analisisnya tidak seperti itu.
Namun, energi ini bisa saja terpengaruh jika ia berasal dari mindset orang-orang yang menempatinya. Dengan kata lain, sugesti bisa membuat sesuatu yang mungkin biasa-biasa saja akhirnya menjadi buruk.
Kesimpulannya? Bahwa angka 4 itu membawa sial, hanyalah mitos semata.
Lantas, maksudnya apa, Cek?
Ya dak apa-apa. Hanya ingin bilang saja kalau Acek masuk tipi untuk ketiga kalinya. Haiyaaaa...
Nah, lengkapnya, sila simak acara tipi di bawah ini;
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H