Syahdan, ritual pengusiran setan pun dilakukan. Nim kembali ke desanya, kuil Dewa Banyan di tengah hutan. Sementara keluarga Noy semakin kelimpungan dibuat dengan sikap Mink yang menjadi-jadi.
Sebagai gadis baik-baik ia malah memperlihatkan sikap yang menyeramkan. Seperti berlaku seperti bocah. Ia bermain perosotan dan memukul anak kecil yang menganggunya.
Pada kesempatan lain, Mink juga berbuat asusila, minum sampai mabuk dan membiarkan keperawanannya diambil oleh lelaki asing.
Setelah berhari-hari melakukan ritual, Nim baru menyadari jika "dewa" yang merasuki Mink bukanlah kakak kandungnya, tapi serombongan setan penasaran dari pabrik tua.
Nim semakin putus asa ketika mengetahui bahwa Dewa Banyan yang dipujanya juga kalah sakti. Patung pada kuil kehilangan kepala diputus oleh sosok misterius.
Akhirnya Nim pun bekerja sama dengan seorang dukun yang lebih sakti untuk menghalau setan-setan yang merasuki tubuh Nim. Akhir dari kisah ini penuh dengan adegan menyeramkan dan tragedi.
Film ini Menakutkan
Sedari awal penonton telah "dijebak" masuk ke dalam cerita. Dengan mengikuti perjalanan sekelompok tim yang membuat kisah dokumenter, penonton dibuat seolah-olah sedang menyaksikan adegan nyata.
Kesan ini semakin diperkuat dengan suasana pedesaan yang disyuting membumi dan akting natural para pemainnya.
Suasana horor dibangun secara perlahan, tapi kuat. Kehidupan para dukun dan pengikutnya yang masih percaya tahyul, menimbulkan kesan mistis yang cukup mendalam.
Lantas ketika drama keluarga terjadi, dan kerasukan mulai muncul, penonton pun seolah-olah sedang menonton live breaking news.