Jalan tengah diperlukan untuk melihat diri kita apa adanya. Pada akhirnya, hukum ini mengajarkan pentingnya makna bersyukur.
The Law of Cause and Effect (Hukum Sebab Akibat)
Ketika ditampar, yang Anda rasakan hanyalah rasa sakit. Itulah hukum sebab akibat yang paling sederhana. Lantas, mengapa Anda ditampar? Tentunya atas sebuah alasan, semoga bukan karena dosa besar.
Dengan demikian, hukum ini mengajarkan bahwa sebuah reaksi berasal dari aksi. Tidak usah menunggu ditampar. Jika Anda ingin keluar dari kesusahan, bantulah orang lain dari kesusahan.
Sesederhana itu. Karena berbuat kebaikan memang sederhana adanya. Apapun yang kita panen hari ini adalah benih dari apa yang telah kita tanam sebelumnya.
The Law of Polarity (Hukum Polaritas)
Segala entiti di dunia ini memiliki pasangannya. Ada siang, ada malam. Ada gelap, ada pula terang. Keberadaan polaritas membentuk eksistensi.
Tepuk tangan dilakukan untuk menyambut kesuksesan. Namun, tidak akan ada suara yang muncul jika hanya bertepuk sebelah tangan.
Hukum Polaritas mengajak kita untuk tidak melihat dari satu sisi saja. Kehidupan adalah rangkaian energi yang terbentuk dari dua sisi yang berlawanan. Jika kita melihatnya lebih lengkap, maka ia indah.
The Law of Rhtym (Hukum Ritme)
Siklus kehidupan itu nyata. Ia telah memberikan banyak bukti. Termasuk proses kelahiran hingga kematian. Semua harus dijalani.
Bak roda pedati, kehidupan itu berputar. Kadang kita di atas, kadang pula di bawah. Jika tidak demikian, maka tidak akan ada kemajuan.
Ini bukanlah pepesan kosong. Jika memang demikian hukumnya, mengapa kita harus khwatir dengan kegagalan? Karena pada akhirnya segala kesedihan akan hilang tergantikan kebahagiaan.
The Law of Gestation (Hukum Persiapan)
Ada empat musim di dunia ini. Semua ada waktunya dalam proses alamiah. Begitu pula dengan kehidupan. Tidak akan ada usia dewasa, jika bayi, balita, dan proses akhil balik belum terjadi.