Xi Jinping telah menjadi sosok sentral dalam penentuan masa depan China. Banyak yang menduga, jika ia tidak senang jika ada sosok yang terlalu menonjol.
Jack Ma diketahui "hilang" karena dianggap sebagai "musuh bersama," setelah mengkritik sistem keuangan China.
Namun, bukan hanya soal kritik. Jack Ma telah berubah menjadi idola masyarakat dunia. Ia dianggap mewakili kaum papa yang berhasil bangkit dari keterpurukan.
Penampilannya di hadapan publik, bukan lagi sebagai pebisnis. Ia telah membentuk dirinya sebagai figur serba bisa. Bermain film dan juga menyanyi. Bagi pemerintah China, narsisme ala Jack Ma ini berbahaya. Semacam jargon kapitalisme, "uang bisa membeli segalanya."
Tidak Setia
Aktor pemeran Shang-Chi, Simu Liu mendapat banyak gunjingan. Pernyataannya kepada salah satu media di Canada pada 2017 ditenggarai sebagai salah satu penyebab film Shang-Chi dilarang tayang di China.
Ia mengungkapkan masa kecilnya yang dikelilingi oleh warga yang kelaparan di China. Ia juga menyebut jika Canada adalah surga impian bagi orang China untuk berimigrasi.
Bukan hanya Simu Liu saja. Film Marvel The Eternals, karya sutradara berdarah Tionghoa lainnya, Chloe Zhao juga terancam diboikot. Perkaranya sama, Chloe juga sempat menyinggung perasaan negeri leluhurnya dengan pernyataan kontroversial.
Pengkhianat Bangsa
Kesetiaan bagi Pemimpin Xi bisa mencakup hal yang lebih luas lagi. Nasionalisme konsepnya jelas. Cukup menganggap China sebagai negeri yang lebih baik dari negara mana pun di dunia ini.