"Kalau diizinkan, jadi gubernur di Irian Barat saja," jawab Soeharto.
Tidak disangka, Soekarno menolak permintaan Soeharto. "Tidak, kamu bukan gubernur, teruslah tirakat, takdir kamu di atas gubernur."
Entah Soekarno hanya menghibur Soeharto, atau dia memang bersungguh-sungguh. Secara territorial jabatan di atas gubernur tentu adalah presiden. Â
Selain Tomi, ada juga beberapa jenderal loyalis Soekarno yang hadir pada saat itu. Mereka adalah Mayjen Ginting, Mayjen Sukowati, Brigjen Juhartono, dan Brigjen Achmadi.
Soekarno kemudian melanjutkan pembicaraannya. Ia bertanya kepada Achmadi;Â "Mad, yang nanti mengganti saya siapa?"Â tanya sang proklamator.
"Mas Yani, Bung," jawab Achmadi merujuk kepada Jenderal Achmad Yani.
Bung Karno lantas membelalakkan matanya, isyarat tidak setuju, "Bukan, yang menggantikan saya itu tuh, yang celananya kombor," Soekarno berkata sambil menunjuk ke arah Soeharto yang duduk agak jauh dari posisi mereka berdua.
Pernyataan Soekarno ini sempat menjadi gunjingan di antara para petinggi AD saat itu. Tidak sedikit orang yang meremehkan Soeharto yang secara pendidikan tidak tinggi.
Sejarah kemudian mencatat, para Jenderal loyalis Bung Karno kemudian meringkuk dalam penjara Orde Baru dan barulah mereka sadar, ternyata Soekarno benar.
(3)
Penjual Batu Akik yang Berkunjung ke Rumah Soeharto