Lalu, pada tahun ketiga bisnis kami merambah ke Kalimantan. Samarinda pun di bawah kekuasaan kami. Begitu pula dengan kota Gorontalo yang belum tersentuh.
Balik Papan urung kami buka, karena sebelumnya sudah ada pemegang waralaba di sana. Begitu pula dengan kota Manado di Sulawesi Utara.
Titik Balik
Tahun ke-4 adalah titik balik. Bisnis mulai turun dan outlet pesaing juga tidak kalah garangnya. Kala itu, selain Video Ezy, ada pula Odiva dan Ultra. Pada tahun ini, kami masih sempat membuka outlet terakhir, tepatnya di Kota Palopo yang jaraknya sekitar 370 km dari kota Makassar.
Biaya bulanan masih bisa tertutupi. Tapi, keuntungan sisa sedikit. Untuk memperpanjang kontrak baru, modal baru harus kami rogoh. Akhirnya, tahun kelima menjadi akhir dari kiprah Video Ezy. Kami memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan.
Anda mungkin berpikir bahwa kemajuan internet telah membuat bisnis waralaba ini tergerus. Tidak, sobat. Video streaming belum sekencang saat ini.
Masalah terbesar adalah kemampuan ekspansi pihak franchisee. Konon pihak Video Ezy internasional di Australia, menuntut lebih banyak.
Selain itu, investasi film baru juga sangat memberatkan. Saya pernah mendengar jika dalam setahun, Video Ezy Jakarta harus memusnahkan ratusan ribu keping yang sudah rusak.
Ini belum termasuk modal yang harus terus dikeluarkan untuk membeli film baru. Industri persewaan ini tidak mampu lagi mengimbangi kecepatan produksi industri film internasional yang juga sedang naik daun.
Selain itu, film bajakan juga tumbuh subur. Memang pihak franchisee telah bekerja sama dengan Kepolisian RI untuk menumpas cukong-cukong VCD palsu. Tapi, gugur satu tumbuh seribu.
Bisnis VCD bajakan sangat menguntungkan dan terlalu masif. Hanya dengan modal perlengkapan pengganda VCD dan sedikit kenekatan, seorang kawan bahkan bisa membeli sebuah ruko di bilangan Roxy Mas hanya dalam waktu beberapa bulan saja.
Sedikit Penyesalan
Sebenarnya saat awal pembukaan, salah satu teman kongsi mengusulkan untuk tetap pada koridor awal perjanjian. Hanya membuka tiga outlet. Hasil yang didapatkan kemudian diinvestasikan untuk membeli ruko yang kami sewa.