Terminal Lucidity disebabkan oleh volume dan jaringan pada otak yang sedikit menyusut akibat penyakit kronik. Akibatnya, jaringan tekanan pada otak melonggar, dan bisa mengembalikan beberapa fungsi otak yang sebelumnya rusak.Â
Namun, menurut Michael Nahm, seorang pakar kesehatan jiwa, Terminal Lucidity juga bisa dikategorikan sebagai gangguan kejiwaan. Itulah mengapa kadang pasien yang mengalami fenomena ini sering pula tampil sebagai seseorang yang berbeda.
Baca juga: Apakah Numerologi Dapat Memprediksi Kematian? Simak Ceritanya
Nah, juga menjelaskan bahwa sekitar 42 persen orang yang mengalami Terminal Lucidity akan meninggal pada hari yang sama. Sementara dalam hitungan hari hingga minggu lebih banyak lagi. Mencapai angka 84 persen.
Kendati kesimpulan medis telah ada, tetapi Batthyany mengatakan jika belum ada penelitian ilmiah yang cukup kuat untuk menjelaskan fenomena ini. Menurutnya, masih banyak tantangan teknis dan juga etika dalam penelitian yang harus dihadapi.
Namun, para ilmuwan tetap berharap jika fenomena Terminal Lucidity ini akan segera memiliki jawaban. Diharapkan para ahli bisa mengembangkannya menjadi sebuah metode perawatan dan pengobatan khusus bagi pasien penyakit kronis, khususnya pada fungsi otak.
Termasuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai fenonema-fenomena aneh menjelang akhir kehidupan. Apakah memang pengalaman spiritual adalah produk dari otak?
Jadi, untuk sementara cara yang terbaik untuk menyikapi fenomena ini adalah dengan menganggapnya sebagai mujikzat. Sebagai salam perpisahan terakhir dari orang-orang terkasih.
SalamAngka