Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Layanan SMS Akan Punah di Tahun 2022, Masih Butuhkah Kita?

8 September 2021   03:45 Diperbarui: 10 September 2021   05:38 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada tiga orang dalam benakku yang hingga kini masih menggunakan layanan SMS sebagai ajang percakapan. Mereka tidak menggunakan aplikasi chatting sebagaimana umumnya.

Om Karel salah satu di antaranya. Ia adalah contoh generasi dinosaurus yang gagap teknologi. Ponsel pintar pun tak ingin ia miliki. Baginya, berbicara langsung melalui telpon adalah yang terbaik. Bisa dimaklumi.

Namun, dua sahabat lainnya agak unik. Darjong seorang pengusaha sukses. Entah mengapa ia tidak pernah mau mengunduh aplikasi chatting di ponsel pintarnya.

Pun dengan Venny, posisinya sebagai Finance Manager di perusahaan lokal cukup bergengsi. Tentunya aplikasi chatting adalah suatu hal yang berguna baginya untuk bekerja. Namun, ia juga alergi.

SMS memang pernah jadi idola. Gegaranya, layanan pager pun punah. Caranya lebih praktis. Para penggunanya bisa saling mengirim informasi tanpa bantuan operator manusia.

Tapi, itu dulu! Sebentar lagi Om Karel, Darjong, dan Venny akan pusing.

Dikutip dari sumber (tribunnews), Heru Sutadi, Direktur Eksekutif ICT Insititute mengatakan bahwa tahun 2022 layanan SMS akan punah. Semua digantikan dengan layanan aplikasi over-the-top (ott) semacam whatsapp dan sejenisnya.

Saya sendiri pernah berpikir demikian. Sebabnya sejak beberapa tahun terakhir, layanan SMS tidak pernah lagi saya gunakan kecuali untuk kebutuhan layanan yang mensyaratkannya.

Apalagi dengan begitu banyaknya sms spam yang menganggu. Hampir tiap jam ada saja yang masuk. Belum lagi penipuan canggih yang sudah menjebak banyak orang.

Ini belum termasuk fitur canggih seperti kirim gambar, kirim dokumen, update status, grup pepesanan. Semuanya gratis pula.

Lantas mengapa hingga kini layanan SMS masih ada?

Layanan SMS ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1992. Dengan demikian, ia akan berusia 30 tahun pada 2022 nanti. Untuk teknologi, usia 30 tahun memang sudah tergolong tua.

Tapi, justru karena "tua," maka ia bisa bertahan. Selain diminati oleh kaum Om Karel dan golongannya, SMS sudah jadi kebiasaan bagi sebagian besar orang yang tidak ingin ribet.

Tidak perlu instal aplikasi, tidak tergantung internet, tidak perlu update software, dan tidak pakai ribet. Yang lebih keren lagi, layanan SMS tidak perlu ponsel canggih. Bisa dikatakan jika layanan SMS tidak mengenal batasan teknologi.

Selain itu, layanan SMS masih menjadi favoritnya operator untuk mengirimkan pesan. Beberapa perusahaan resmi seperti perbankan, penerbangan, hingga layanan pemerintah masih menggunakan SMS.

Ini untuk memastikan bahwa setiap pesan yang dikirim dapat dibaca tanpa kecuali. Tersebab meskipun sudah umum, belum 100% pengguna ponsel yang memiliki aplikasi chatting yang sama.

SMS adalah bagian dari keharusan teknologi. Perusahaan besar telekomunikasi dan informatika sekalipun tidak akan pernah bisa melenyapkan SMS.

SMS juga penting untuk sistem pengamanan ganda, seperti mengirimkan OTP yang merupakan kunci akses konfirmasi penggunaan layanan online.

SMS teknologinya jadul, tapi ia tidak rentan dibajak. Teknologinya yang sederhana justru memberikan tingkat pengamanan yang cukup ketat.

Tapi, sebaliknya. Di balik kuatnya pengamanan, para penipu juga kadang menggunakan fitur ini untuk membobol pengamanan Anda.

Jika Anda terkecoh dengan membalas umpan yang mereka berikan, maka disitulah para hacker akan menggantikan diri Anda di media sosial.  

Tua tidak berarti kuno.

Secara pribadi, apakah layanan SMS masih Anda gunakan sebagai ajang percakapan? Andaikan ia punah, apakah Anda akan merasa kehilangan?

Kalau Acek sih iya, sebabnya jauh sebelum ada layanan OTT, SMS adalah satu-satunya cara bagi Acek untuk mengirim pesan "I Love You," Aih sedih!

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun