Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keluar dari Zona Nyaman Tanpa Harus Merasa Tidak Nyaman

25 Agustus 2021   04:47 Diperbarui: 25 Agustus 2021   04:47 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi keluar dari zona nyaman. (sumber gambar: Shutterstock.com/WindNight)

Zona nyaman atau yang kita kenal dengan Comfort Zone konon mematikan. Dipastikan setiap manusia yang terjebak di dalamnya susah untuk mencapai pergerakan progresif.

Tapi, konsep ini juga ambigu. Jika zona nyaman adalah sesuatu yang tidak sehat, lantas untuk apa manusia bekerja keras untuk mencapai kenyamanan?

Perbincangan dengan Mariana, seorang pakar metafisika mengenai hal ini sangatlah menarik. Ilmu analisis yang ia namakan Human Design ini menggabungkan teori analisis Chakra, I Ching, dan Kaballah.

Pada tulisan kali ini saya tidak membahas terlalu jauh mengenai Human Design. Mungkin lain waktu.

Kembali kepada zona nyaman. Menurut Mariana, pada usiaku yang ke-50, sudah seharusnya saya "turun gunung" dan meninggalkan zona nyaman-ku.

Saya tidak paham, apakah ini adalah nasehat untuk mempertahankan kesuksesan hidup atau semacam sebuah petuah bahwa sudah waktunya berkarya.

Yang saya pahami adalah keluar dari zona nyaman berarti saya harus bergerak dan tidak malas. Tujuannya agar bisa melihat dunia yang lebih cerah dan berbeda.

Tapi, itu bisa juga berarti diriku harus tidak merasa nyaman. Harus meninggalkan posisi wuenak yang sudah melekat.

Ternyata saya salah. Meninggalkan zona nyaman tidak harus meninggalkan kenyamanan.

Saran yang diberikan oleh Mariana juga cukup masuk akal. Ubah rutinitas!

Semisal kebiasaan saya bangun pagi dan langsung minum kopi. Tinggalkan itu, cobalah teh susu. Rasanya nyaman juga.

Berjalan kaki keliling kompleks di pagi hari juga menyenangkan. Sesuatu hal yang tidak pernah kulakukan selama ini. Jadi, meninggalkan zona nyaman ternyata bisa digantikan dengan sesuatu yang lebih nyaman.

Begitu pula dengan hidup. Manusia didesain berdasarkan takdir dan nasibnya. Apa yang sudah terjadi itu adalah takdir. Tapi, sesuatu yang dimulai dari sekarang itu adalah nasib. Kita masih punya banyak kesempatan untuk mengubahnya.

Sementara masa depan kita sesungguhnya bukanlah jalan satu arah (one way). Ia berupa padang yang luas tanpa batas dan tanpa penyekat. Kita bisa melangkah ke delapan arah mata angin tanpa dengan bebas-tanpa rambu.

Jadi, zona nyaman itu sama seperti berjalan lurus satu arah menuju ke sesuatu yang kelihatan pasti. Tidak masalah, tetapi satu arah itu membosankan.

Untuk itulah kita perlu keluar dari zona nyaman. Karena segala sesuatu yang baru pasti terasa nyaman. Bukankah demikian?

Ubah cara berpikirmu

Tidak perlu menjadi orang lain, cukuplah berpikir dari sisi berbeda. Andaikan saya akan bernegosiasi dengan seseorang pada hari ini, cobalah tempatkan interest mu pada posisinya. Tidak ada jawaban pasti, masuk ke dalam sukma orang lain bisa memberikan kekuatan sakti.

Ubah polamu

Coba ganti OOTD mu. Jika sudah terbiasa dengan celana panjang dan kemeja, bagaimana jika jin dan kaos? Anda akan membuat orang-orang di sekitarmu terhenyak. Itu bagus untuk menangkap aura positif baru dari orang-orang sekelilingmu.

Ubah gaya berbicaramu

Jika kamu sering berbahasa Jawa, cobalah menggunakan bahasa Indonesia. Atau berbicaralah bahasa Tionghoa kepada anakmu, meskipun ia tidak memahaminya. Penerjemahan bisa menyusul, yang penting suarakan dulu.

Ubah rutinitasmu

Cobalah berkunjung ke tempat-tempat yang tidak pernah kamu kunjungi sebelumnya. Atau restoran lawas yang mungkin dulunya sering kamu kunjungi, tapi tidak lagi. Tidak ada larangan di sini, Anda adalah manusia bebas yang bisa pergi ke mana saja.

Ubah hobimu

Saya senang dengan film bergenre horor. Hantu seram bisa membuatku terbahak-bahak. Kenapa tidak sesekali mencoba drama komedi? Biar mulut lebih lebar dan hoki lebih banyak masuk.

**

Nah, ini adalah 5 cara untuk keluar dari zona nyaman tanpa harus meninggalkan kenyamanan. Jika Anda mencoba mengubah rutinitasmu dan merasa tidak nyaman. Maka Anda salah besar!

Yang terpenting sebenarnya adalah mengubah apa pun yang sudah biasa dengan nyama, maka zona nyaman akan berubah menjadi zona kebahagiaan.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun