Salah satu keberuntungan sebagai penulis Kompasiana adalah membangun pertemanan.
Saya menyebutkan sebagai keberuntungan, karena ia adalah sesuatu yang tidak terukur. Sementara kalau keuntungan adalah sesuatu yang bisa dijabarkan.
Keberuntungan bersifat individual. Filsafat Buddhisme mengatakan bahwa keberuntungan (dan lawannya kenahasan) adalah usaha yang tercipta dari dalam diri sendiri.
Sementara, keuntungan sifatnya matematis. Menyangkut persoalan untung dan rugi. Jika saya cuan 100 perak, maka pelanggan saya akan buntung 100 perak.
Kembali kepada keberuntungan. "Hukum Tarik-menarik" berlaku di sini.
Sebagai seorang Numerolog dan juga penulis di Kompasiana, saya menemukan keberuntungan pertamaku ketika berhasil masuk tipi.
Diundang oleh CNN Indonesia untuk tampil pada acara Live Outlook menyambut Tahun Baru 2020, sungguh bahagia rasanya. Dua kali pula, 2019-2020.
Keberuntungan kedua kembali terjadi beberapa hari yang lalu. Ketika "kematian" Jaya Suprana saya kepoin.
Tidak disangka, bapak Kelirumulogi ini membacanya, dan jadilah saya berteman dengan beliau.
Tapi, Ojo dumeh... Itu pesan yang selalu saya ingat.