Janganlah pedulikan penarikan mundur tentara AS dari Afghanistan. Jangan pula meramaikan Taliban yang telah berhasil menduduki Istana Kepresidenan.
Janganlah permasalahkan ideologi Taliban. Jangan pula meributkan hukum Syariah yang diberlakukan di Afghanistan.
Namun, belajarlah dari Sejarah.
Pedulikan kebebasan penduduk Afghanistan sebelum semuanya terjadi. Permasalahkan mimpi yang telah direngut dari ego segelintir penguasa.
Lihatlah kehidupan yang penuh warna cerah, riuh gempita, dan gemerlapnya optimisme. Semuanya pernah menjadi bagian dari Afghanistan.
Beberapa dasawarsa lalu, Kabul adalah sebuah kota modern. Penuh kebebasan dan tempat bagi muda-mudi untuk berbagi harapan dan impian. Â
Jejaknya masih terlihat dalam Zhvandun, sebuah majalah kosmopolitan yang pernah diterbitkan oleh segelintir orang di Afghanistan. Tempat yang kini kita kenal sebagai salah satu negara yang paling berbahaya di dunia.
Zhvandun artinya Hidup. Majalah ini berisikan berbagai artikel berbobot tentang kehidupan. Perkembangan zaman, dunia mode, para selebiriti, dan juga tren terkini. Tidak lupa juga cerpen dan puisi.
Pembacanya tidaklah banyak. Kebanyakan hanya mereka yang tinggal di Kabul dan beberapa kota besar Afghanistan.