Bagi Soekarno, memiliki senjata nuklir akan membuat pihak barat harus berpikir jika ingin menyerang Indonesia. Nuklir adalah ajang untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
Akhirnya program nuklir Indonesia yang tidak lagi damai mendapat tajinya. Bom nuklir pun menjadi tujuan. Soekarno mengirim para ahlinya ke negeri Panda untuk belajar.
Di saat itulah, Indonesia resmi menjadi "musuh" Amerika.
LTA pun naik level. Menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Dirut LTA, Siwabessy diangkat menjadi Menteri Badan Tenaga Atom Nasional.
Soekarno memberikan pernyataan mengejutkan: Setelah Konferensi Asia-Afrika, 28 Juli 1965 di Aljazair, Indonesia akan mengadakan uji coba peledakan bom atom pertamanya.
Soekarno semakin panas ketika pihak oposisi mengatakan jika uji coba hanya sekedar retorika saja. Indonesia belum mampu.
Namun, tidak bagi AS. Indonesia dianggap ancaman baru. Apalagi kiblatnya adalah China yang sudah berhasil melakukan uji coba.
Soekarno yakin dengan China. Sayangnya kenyataan uji coba nuklir negeri Panda tidak sedahsyat itu. Mereka mampu melakukannya, tapi tidak dalam kapasitas menyokong negara lain.
Pada saat yang sama, situasi dalam negeri juga sedang memanas. Angkatan Bersenjata sedang bersitegang dengan kelompok PKI.
Oktober 1965 terjadilah prahara yang menandai berakhirnya kekuasaan Soekarno. Kendati BATANÂ dan reaktor nuklir Mark II masih ada, ambisi bom atom Soekarno hilang ditelan bumi.
Sampai hari ini, isu senjata nuklir tidak lagi jadi pilihan dalam negeri. Tapi, bagaimana jika tujuan awal pembangunan reaktor nuklir untuk perdamaian kembali dijalankan oleh Indonesia?