Ternyata setelah dicek, instalasi yang dimaksud hanya berupa kotak kecil yang berisikan kabel-kabel tidak jelas gitu.
The Next Habibie
Namanya Dwi Hartanto. Pendidikanya keren, kandidat doktor Kedirgantaraan Universitas TU-Delft, Belanda.
Bak mengulang kisah masa lalu BJ. Habibie, Dwi memiliki segudang prestasi di bidang aeronautika. Sontak warga se+62 bergetar.
Kompetisi riset teknologi penerbangan bergengsi di Jerman diikutinya. Ia keluar sebagai pemenang mengalahkan para ahli dari Amerika, Eropa, dan negara Asia lainnya.
Judul risetnya keren: Lethal Weapon in the Sky. Sekilas mirip-mirip senjata Iron Man. Lebih beken lagi:Â Dwi dan timnya sudah ada patennya.
Akhirnya semua terbongkar. Entah karena merasa bersalah atau takut KUHP, Dwi pun mengaku jika itu tak lebih dari sekadar prank.
**
Prank seolah-olah sudah menjadi tradisi dadakan. Harus ada setelah banyak yang tertipu. Tapi, tetap tidak ada kapok-kapoknya.
Dari Sunda Empire, Obat Covid Hadi Pranoto, wajah bengkak Ratna Sarumpaet, hingga motor M.Nuh. Semuanya menghebohkan dan terasa nyaman dikonsumsi publik.
Lantas mengapa tidak ada kapok-kapoknya? Karena semuanya terasa masuk akal.
Mengapa?