Pada tahun 1938, dokter memvonis jika Sifilis Capone telah mencapai tahap membahayakan. Akhirnya ia pun bebas bersyarat dengan pertimbangan kemanusiaan.
Sifilis telah menyerang ke susunan saraf pusat, sehingga sudah dikategorikan sebagai neurosifilis. Efek lainnya yang ditimbulkan adalah meningitis, kerusakan mata, otot menjadi lemah, dan merusak otak (general paresis).
Pada tahap akhir, neurosifilis akan menyerang organ tubuh vital lainnya, seperti jantung, pembuluh darah, hati, paru, dan lain sebagainya. Kematian Capone ditenggarai akibat komplikasi stroke dan gagal jantung.
Penyakit ini telah menjadi salah satu pembunuh utama di Amerika Serikat. Ia berhenti setelah penisilin dan antibiotik ditemukan pada tahun 1943.
Kabar baiknya adalah tidak semua sifilis harus menjadi neurosifilis. Jika diobati dengan cepat dan tepat, maka pasien akan sembuh sebelum sang Raja Singa menyerang pusat saraf.
Ada lima jenis Neurosifilis dalam dunia kedokteran;
Neurosifilis Asimtomatik;
Merupakan gejala yang paling umum. Penderita tidak memiliki tanda-tanda. Tidak pernah merasa sakit atau mengalami gangguan saraf.
Neurosifilis Meningeal;
Gejalanya biasanya mual, muntah, sering sakit kepala, leher kaku, serta pendengaran dan penglihatan yang terganggu.
Neurosifilis Meningovaskular;
Kondisi ini adalah bentuk dari meningeal yang lebih serius. Biasanya akan ditambah dengan serangan stroke.
Paresis Umum
Tahapan ini biasanya terjadi berpuluh-puluh tahun setelah serangan infeksi sifilis pertama. Gejalanya cukup banyak dan bervariasi. Yang paling umum adalah; paranoia, mood swing, perubahan kepribadian, gangguan berbicara, dan demensia.
Tabel Dorsalis
Termasuk yang paling jarang, tetapi berbahaya. Neurosifilis ini akan menyerang sumsum tulang belakang. Penderitanya akan memiliki gejala, seperti; Kehilangan keseimbangan, sulit menahan kencing, masalah penglihatan, dan sering merasa nyeri di kaki, perut, dan lengan.