Ia yang terkenal perih mengomentari, kini sedih menghampiri.
Rasa ibanya muncul dengan para Mimin K yang berjibaku melawan kantuk, menghindari salah ketuk. Perut berisi mi instan 15 mangkuk, menahan mata yang terkantuk-kantuk.
Artikel tip dan cara adalah selera, jadilah Spoiler sebagai tren pekan ini. Sebabnya rasa kantuk dan lapar memang berat. Tip dikira spoiler, anime dikira kue bruder.
Para pengejar AU pun bingung, mengapa tulisan sudah jadi AU, masih saja fakir keterbacaan? Itu jelas gegara Steven.
Anak muda taktahu diri ini sudah merasuk Kompasiana dengan "radikalisme literasi." Monkey bisa bicara, One piece butuh 28 tahun, hingga Lolicon yang bisa diajak kawin.
Kembali kepada komen Pak Tjipta. Tidakkah Anda merasa ada perih yang mendalam? Mikir AU udah lemas, K-Rewards pun ilang tak berbekas.
Sebenarnya para Kompasianer harus memaklumi. Jatah AU tak sebanyak tulisan yang masuk di kanal.
Tiga hingga empat ratus tulisan berbanding 12 yang terbaik. Namun, disinilah letak masalahnya. Banyak yang tidak nerimo.
Tuduhan pun melayang. Dari Daleman, hingga pilih kasih menjadi isu terkini. Lebih parah lagi, disebutkan jika selera Mimin rendah.
Nah, daripada repot-repot memikirkan tulisan mana yang bisa jadi AU, saya akan bahas kategori Kompasianer mana yang tidak bisa AU. Mari kita simak;
Pertama, yang tulisannya buruk
Ini jelas salah. Tidak ada yang mengakui jika tulisannya itu buruk. Bahkan Ridho Permana yang tulisannya dihujat orang senegara, masih tidak buruk. Buktinya, lolos kurasi.