Beberapa hari terakhir ini, ketegangan akibat pandemi semakin aku rasakan.
Bukan hanya sekedar ancaman kesehatan, tapi juga pesan langsung dari beberapa kawan. Beberapa dari kota Makassar, beberapa lagi dari luar kota.
Isinya sama, khwatir terindikasi Covid, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kebanyakan menanyakan, apa yang harus dilakukan, dan yang terpenting: Obat apa yang harus disediakan.
Jelas saya bukan dokter. Namun, untunglah saya punya saudara seorang dokter yang senantiasa juga repot menjawab pertanyaanku. Paling tidak sedikit saran bisa kuberikan.
Hal ini bisa dimaklumi. Di tengah pegelaran PPKM Darurat dan meningginya kasus Covid, membuat kita enggan keluar dari rumah.
Apotik juga selalu ramai pengunjung, dokter kerepotan, dan harga-harga obat cenderung naik.
Belum lagi, urusan obat yang hilang dari pasaran. Hingga, bapak presiden kita harus melakukan sidak sendiri.
Saya tidak akan menceritakan mengenai saran yang sudah aku berikan kepada para teman yang panik. Sekali lagi, saya bukan dokter.
**
Gambaran besar di masa pandemi adalah; Sakit apa pun yang diderita, ujung-ujungnya "pasti Covid."
Mau batuk ringan, sakit perut, atau hanya sekadar gatal-gatal, semuanya "gegara Covid."
Tentu tidak semua benar, tapi atas nama kewaspadaan dan juga kekhwatiran, pada umumnya orang berpendapat demikian.
Nah, untuk itu, marilah kita semua waspada dan menjaga kesehatan dan keselamatan dalam rumah.
Kita kembali kepada istilah P3K, atau Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
Biasanya bentuknya kotak yang berisikan obat dan peralatan medis yang esensial. Itu wajib ada!
Isinya adalah;
Peralatan;Â Perban, kain kasa, peniti, sarung tangan, pinset, gunting, tisu pembersih kering dan basah (bebas alkohol), plester luka.
Obat luar; Cairan pembersih luka, krim antiseptik, salep luka bakar, obat pereda gatal, obat tetes mata.
Tapi, dalam kasus pandemi ini, kotak P3KÂ saja tidak cukup.
Jadi, ada baiknya kita mulai mengaudit daftar obat yang ada di rumah. Apalagi di tengah keresahan, penyakit dan kecelakaan pasti akan sangat mudah terjadi.
Untuk itu, ada beberapa tambahan. Yuk, kita ulik bersama;
Termometer. Panas identik dengan salah satu gejala Covid. Alat ini sangat dibutuhkan saat ini, khususnya jika Anda punya anak di rumah.
Sanitizer. Umum dibawa-bawa, tapi sebaiknya ada selalu di rumah. Ingat bahwa rumah bukan tempat aman bebas Covid.
Masker. Di dalam rumah katanya tidak butuh masker. Siapa bilang, ada selalu tamu yang datang berkunjung tiba-tiba.
Disinfectant. Setiap kali keluar rumah, virus akan ikut melengket pada baju. Semprotkan disinfectant sebelum masuk rumah.
Obat demam. Jika termometer sudah ada, tiada gunanya jika tidak menyediakan paracetamol atau sejenisnya.
Obat pereda gejala flu. Hidung meler juga berbahaya. Bisa menimbulkan kecurigaan. Jangan ambil resiko, hajar obat flu!
Obat flu. Ini beda dengan pereda gejala flu. Biasanya obat ini mengandung dekongestan. Konsultasikan pada dokter mengenai perbedaannya.
Obat batuk. Sekarang batuk itu mengerikan. Sangat berhubungan dengan gejala Covid. Tiada salahnya disedikan dalam rumah.
Obat Pereda nyeri. Tidak apa sakit hati, asal jangan sakit gigi. Di tengah malam, tidak bisa tidur, imun bisa terganggu. Minum obat Pereda nyeri, urusan besok biarkanlah berlalu.
Obat pencernaan (sakit perut). Konsepnya sederhana, makan terlalu banyak, sakit perut merisak. Obat ini wajib ada.
Obat maag. Khususnya bagi penderita maag. Jangan gegara penyakit yang satu ini, Anda harus masuk rumah sakit. Siapkan selalu.
Obat alergi. Secara umum bisa mengkonsumsi antihistamin. Namun, dalam kasus berat, obat alergi resep dokter juga harus selalu tersedia. Banyak hal buruk yang bisa ditimbulkan dari alergi parah.
Vitamin dan Suplemen. Kalau yang satu ini wajib diminum secara regular. Bisa menjaga imun tubuh. Tapi, jangan juga terlalu banyak. Ikuti saran dokter. Kalau saya sendiri, Vitamin C dan D wajib ada.
Obat khusus lainnya. Bagi penderita kormobid atau penyakit yang membutuhkan perawatan khusus, obat-obat tertentu yang disarankan dokter harus wajib tersedia. Jangan sampai habis.
Obat gosok. Ini salah satu ciri khas orang Indonesia. Orang bule tidak mengenalnya. Ada berbagai macam merek, saya tidak akan mempromosikannya. Tapi, mereka mudah dikenali dengan nama-nama hewan.
Bedak. Antara perlu tidak perlu. Tapi, kalau badan sudah mulai terasa gatal, bedak akan selalu dicari.
Minyak Kayu Putih. Saya suka dengan bau minyak ekaliptus ini. Setiap hari pasti diusap ke tubuh. Biar tidurnya nyenyak. Tapi segala jenis penyakit konon juga bisa nyingkir dengan obat alami Indonesia ini.
**
Bagi yang memiliki bayi atau balita. Ingat untuk selalu menyediakan obat-obat anak kecil. Mulai dari paracetamol, obat diare, obat batuk, obat perut. Semua harus ada, ingat versi anak-anaknya.
Juga dengan obat luar, seperti pereda gatal atau ruam pada bayi. Harganya tidak seberapa, kalau pun disimpan sampai kadaluwarsa, tidak rugi-rugi amat lah.
Saya sudah pernah isolasi mandiri dan merawat penderita Covid di rumah. Sewaktu menerima resep dari dokter, cukup mengejutkan bahwa sebagian dari obat yang disarankan sudah tersedia.
Gejala Covid memang sangat luas. Mirip flu, juga diare. Mirip demam, juga batuk.
Jadi, dengan kenyataan bahwa pandemi masih merebak, obat yang wajib ada juga akan diperlukan seandainya ada anggota keluarga yang terkena Covid. (Semoga tidak).
Lakukanlah audit persediaan obat di rumah. Singkirkan yang sudah kadaluwarsa, dan buatlah daftar lengkap sebelum berkunjung ke apotik terdekat.
Oh ya, yang terakhir adalah menyediakan obat-obatan tradisional. Ini tentu harus sesuai keyakinan dan sebaiknya yang bersifat herbal.
Jamu atau obat China selalu saya siapkan. Paling tidak agar mama tercinta bisa tidur nyenyak.
Apakah efektif atau tidak, sekali lagi sangat bergantung pada tradisi keluarga kamu. Toh, minum jamu juga tidak punya efek samping yang berlebihan (kecuali pasak bumi).
Jika ada yang sudah positif dan harus isoman, maka obat yang harus disediakan harus sesuai dengan resep dokter.
Jangan gegara Pak Jokowi sudah sidak, hingga kita latah menyetok obat-obatan yang hilang dari pasaran.
Jangan mudah termakan isu atau hoax. Pada akhirnya, obat Covid pasti akan tersedia. Bagaimana pun caranya.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H