Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Gila Lu, Sarah Gilbert! Duit Vaksin Dilepas Begitu Saja!"

18 Juli 2021   18:25 Diperbarui: 18 Juli 2021   18:30 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tuduhan yang paling banter dari penganut paham teori konspirasi Corona adalah; Fulus!

Marak terdengar bahwa virus ini sebenarnya adalah buatan manusia. Ujung-ujungnya adalah vaksin gambar jenggot alias dollar amerika bagi siapa pun yang berhasil menciptakannya.

Teori konspirasi ini bukannya tidak berdasar. Sejak zaman dulu, konsep semacam ini sudah sering kita temukan dalam berbagai kisah fiksi.

Pun bagi para ilmuwan, denah vaksin corona bagaikan peta harta karun yang bisa menjadikan seseorang menjadi Bill Gates atau Warren Buffet dalam semalam.

Tapi, tidak bagi sesosok wanita cantik bernama Sarah Gilbert!

Semua berlangsung menjelang pertandingan tenis Wimbledon antara Novak Djokovic melawan Jack Drapper pada hari Senin, 28 Juni 2021.

Acara tersebut didedikasikan atas perjuangan melawan pandemi covid-19. Sebanyak 100 figur yang dianggap berjasa dalam pengembangan vaksin Covid-19, diundang sebagai tamu khusus.

Di antara kerumunan, terdapatlah seorang wanita berbaju merah dan berkacamata. Ia adalah kunci utama dalam pengembangan vaksin AztraZeneca buatan Inggris.

Sesaat kemudian, penyiar menyerukan kehadiran para tamu terhormat. Penghormatan secara khusus diberikan kepada Sarah Gilbert, Gurubesar Vaksinologi Universitas Oxford atas jasa-jasanya

Namun, bukan karena penemuan vaksin. Sarah mendapatkan tepuk tangan berdiri (standing ovation) atas keikhlasannya terhadap sesuatu yang jauh lebih mulia.

Sarah Gilbert telah melepaskan hak paten atas namanya terhadap vaksin yang ia temukan tersebut.

Sesuatu yang telah diperebutkan banyak orang. Sesuatu yang merupakan iming-iming dalam industri besar kesehatan. Sesuatu yang merupakan hasil supermahakayaraya, simbol angkara murka kerakusan bisnis kapitalis kesehatan, seperti yang dikeluhkan oleh banyak pihak.

Apa dampaknya?

Vaksin AstraZeneca dapat diproduksi dengan harga yang lebih murah. Kelihatannya sederhana, tapi sejauh ini vaksin tersebut telah diproduksi sebanyak 500 juta dosis ke seluruh dunia.

Dengan kenyataan bahwa amukan virus belum mereda, bahkan cenderung naik kembali, produksi vaksin masih terasa belum cukup-cukup.

**

Bersama Catherine Green, mereka berdua adalah ilmuwan sejati di balik pengembangan vaksin AstraZeneca. Keduanya bekerja di belakang layar dalam keheningan.

Sarah memimpin tim pengembangan awal, sementara Green bertanggung jawab terhadap produksi batch pertama hingga tahapan uji klinis.

Ilmuwan wanita ini lahir di Northamptonshire, 59 tahun yang lalu.

Ayahnya adalah seorang pegawai pabrik dan ibunya adalah seorang guru bahasa Inggris. Sarah menyelesaikan pendidikan Doktoralnya dan bekerja di pusat penelitian bir.

Setelah itu, ia kemudian bekerja di Universitas Oxford sebagai anggota peneliti. Ia tidak mendapatkan tugas khusus, hingga terlibat dlam penelitian genetika malaria.

Dari situ, pekerjaanya mengarah kepada pembuatan vaksin malaria. Dari sanalah semuanya berawal.

Kecintaannya terhadap penelitian vaksin kemudian menjadikannya sebagai salah satu sosok inspirasional di tengah serangan Corona.

**

Sarah terlihat kaget dan tercengang atas sambutan yang diberikan baginya. Momen tersebut ia gambarkan sebagai sesuatu yang benar-benar luar biasa. Sorakan terdengar hingga ke luar lapangan.

Namun, dengan penuh rendah hati, Sarah mengucapkan;

"[...] Tepuk tangan meriah itu saya anggap tidak hanya kepada saya. Itu ditujukan sebagai rasa terima kasih atas vaksin dan vaksin lainnya dan semua yang terlibat di dalamnya."  

**

Tentu tidak semua orang menyukai "aksi bodoh" Sarah. Para penganut faham kapitalis akan menyatakan hal tersebut sebagai aksi pengkhianatan terhadap sistem tua yang telah merajalela selama ini.

Tapi, Sarah sepertinya tidak peduli. Baginya, mahkota peradaban yang sesungguhnya tidak terletak pada paten maupun fulus yang membingkainya. Adalah kesehatan dan kemanusiaan yang terpenting.

Apa yang dilakukan oleh Sarah adalah bukti tak terbantahkan bahwa masih ada harapan cerah di tengah keterpurukan.

Masih ada sesuatu yang jauh lebih besar dari sekedar harta duniawi. Itu adalah Nurani. Sesuatu yang membedakan kita dari virus.

Gila Lu, Sarah Gilbert! Duit Vaksin Dilepas Begitu Saja! Tapi, Terima Kasih dan Rasa Hormatku yang Tinggi Bagimu!

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun