Sejak dinyatakan meninggal di Graceland akibat gagal jantung, masih banyak yang skeptis mengenai kebenaran wafatnya Sang Raja. Sejak saat itu, muncullah komunitas yang meyakini bahwa hidup Elvis tidaklah sesederhana yang diberitakan.
Teori yang paling populer dalam mendukung kenyataan ini adalah adanya ancaman dari mafia. Konon pada tahun 1976, setahun sebelum kematiannya, Elvis pernah menyamar atas suruhan FBI dan menyusup ke salah satu organisasi tukang peras yang Bernama The Fraternity.
Konon aksinya in dilakukan karena Elvis terlalu mencintai Amerika. Ia lantas dengan mudah menyetujui tawaran FBI sebagai penyusup. Sayangnya, aksi Elvis ketahuan, sehingga ia harus masuk dalam program perlindungan saksi.
Teori konspirasi ini dibesut oleh Gail Brewer-Georgio, dalam bukunya; Elvis is Alive (1988). Di sana, Gail mengatakan jika ia telah menelesuri lebih dari 760 dokumen yang dirilis FBI terkait Elvis dari tahun 1956-1980.
Kelihatannya meyakinkan, meskipun FBI hanya memiliki satu catatan tentang Elvis, yakni ketika ia menjadi target pemerasan oleh beberapa anggota FBI sendiri.
Pun tidak ada dokumen FBI yang pernah menyinggung tentang The Fraternity dan pernyataan bahwa Elvis masih hidup. Â
Tidak Ada di Dalam Peti Mati
Teori konspirasi lainnya lagi juga menyatakan bahwa peti mati Elvis sebenarnya kosong. Tersebab dari sekitar 25.000 orang yang menghadiri pemakamannya, tak satu pun yang melihat Elvsi dalam peti mati.
Kendati berbagai foto telah beredar di media, tetap saja, itu dinyatakan palsu.
Nama yang Salah pada Batu Nisan
Para pengyakin Elvis masih hidup juga dengan skeptis mengkritik makam Sang Raja. Nama tengah Elvis adalah Aron, tapi di batu nisannya tertulis Aaron.
Jelas ini disengaja, karena tabu menuliskan nama orang yang masih hidup pada batu nisan. Ungkap salah satu pengagum Elvis.
Lantas di Manakah Elvis berada?
Para pendukung teori Elvis is Alive mengatakan dalam kurun waktu 40 tahun setelah kematiannya, Elvis telah menikmati kehidupan yang bebas merdeka.