Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Koh-i-Noor, Berlian Terbesar di Dunia dengan Kutukan Mengerikan

5 Juli 2021   05:55 Diperbarui: 5 Juli 2021   05:58 4173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koh-i-Noor, Berlian Terbesar di Dunia dengan Kutukan Mengerikan (baunat.com)

Berlian adalah batu permata yang paling indah dan berharga. Namun, tahukah kamu ada sebuah batu pertama yang paling legendaris dan sekaligus yang termahal di dunia.

Namanya adalah Koh-i-Noor (Baca: Kohinoor). Dalam bahasa Persia permata ini berarti Gunung Cahaya (Mountain of Lights).

Pemberian nama ini bukan tanpa alasan. Dengan 186 karat, Kohinoor adalah berlian terbesar yang pernah ada di bumi.

Ukurannya pun tidak main-main. Dimensinya adalah; 4,1 cm (panjang) x 3,26 cm (lebar) x 1,62 cm (kedalaman). Beratnya 38,2 gram dan memiliki 169 segi.

Tidak ada yang berani menafsir harganya, karena memang berlian ini tidak pernah diperjual belikan. Ia pernah berada di tangan beberapa penguasa dunia sejak ratusan tahun lamanya.

Namun, ada sebuah analogi yang dicetuskan oleh selir dari Raja Nadir Shah, salah satu pemilik Kohinoor di masa lampau.

Ia berkata harga dari batu permata tersebut berupa sebuah ruangan imajiner yang berisikan emas, berlian, dan barang mewah lainnya.

Adapun luasan dari ruang imajiner tersebut adalah jika ada seorang pria yang kuat melemparkan lima batu. Satu ke utara, satu ke selatan, barat, dan timur, dan yang kelima ke udara.  

Tidak ada catatan sejarah mengenai kapan dan bagaimana permata ini pertama kali ditemukan. Kendati rumor yang beredar, batu ini konon ditambang di tepi Sungai Khrisna daerah Pradesh, India, pada abad ke-14.

Pemilik pertamanya adalah Raja Ahmad Shah dari Gwallior. Sejak saat itu, tercatat beberapa kali perpindahan pemilik. Sebagian melalui pertumpahan darah.

Itulah mengapa menurut legenda, siapa pun yang memilikinya akan menguasai dunia, tapi sekaligus juga harus menghadapi kemalangan.

Kisah pertama berasal dari tahun 1628. Adalah Shah Jahan, penguasa Mughal yang menempatkan Kohinoor di kursi tahtanya, yang terkenal. Tak lama kemudian, pendiri Taj Mahal ini dikudeta oleh putranya sendiri, Aurangazeb.

Konon semasa dipenjara, Shah Jahan tetap membawa Kohinoor bersamanya. Tujuannya agar ia masih bisa melihat Taj Mahal dari kilauan berlian tersebut.

Pada tahun 1739, Kerajaan Mughal ditaklukkan oleh pasukan Nader Shah dari Iran, dan Kohinoor turut serta dalam harta yang dijarah. Tidak lama berselang, Nader Shah justru dubunuh oleh 15 perwira dekatnya pada saat sedang tidur.

Tidak ada catatan sejarah selanjutnya, hingga perusahaan British East India Company mendapatkan batu permata ini dari Maharaja Duleep Singh melalui Treaty of Lahore, pada tahun 1849.

Maharaja yang masih berusia 10 tahun ini adalah pemilik resmi Kohinoor. Ia adalah satu-satunya pewaris kerajaan sejak ayah dan semua saudara lelakinya tewas terbunuh.

Ketika Sang Maharaja menyerah kepada Inggris, Ratu Victoria pun menjadi pemilik berikutnya. Dari sinilah timbul perdebatan. Ada yang mengatakan jika Kohinoor dihadiahkan kepada Sang Ratu, ada pula yang menyebutkan jika pihak Inggris merebutnya dengan cara licik dari tangan Sang Maharaja.

Sewaktu Ratu Victoria menerima Kohinoor, ia telah mendengarkan kutukan dari batu permata tersebut. Tapi, Ratu Victoria sepertinya tidak peduli. Ia bahkan memoles ulang batu berlian ini menjadi lebih bagus.

Syahdan, pada tahun 1852, pemotongan dilakukan di bawah pengawasan Pangeran Albert dan supervisi James Tennant, ahli mineral Sang Ratu.

Proses pemotongan memakan waktu 38 hari dan menghabiskan biaya sebesar 8.000 poundsterling. Operasi tersebut mengurangi berat berlian hingga 40%. Dari 186 karat menjadi sisa 105 karat. Kendati demikian, Kohinoor masih tetap menjadi berlian yang terbesar di dunia.

Kohinoor kemudian tidak berdiri sendiri. Ia dijadikan sebagai berlian utama dari mahkota Kerajaan Inggris yang Bernama Queen's Mary Crown.

Adapun mengenai masalah kutukan, sepertinya versinya berubah setelah berada di tangan Ratu Victoria. Ketidakpedulian Ratu Victoria kemudian menimbulkan persepsi baru. Katanya kutukan tersebut tidak berlaku di tangan penguasa wanita.

Mungkin ada betulnya, tersebab tercatat setelah Ratu Victoria, masih ada tiga perempuan lain lagi yang pernah mengenakannya, yakni Alexandra, Mary, dan Elizabeth Angela Maguirette, ibu dari Ratu Elizabeth II.

Kini berlian tersebut dipajang di Jewel House, Tower of London. Ia terbuka untuk umum dan bisa dilihat oleh pengunjung dari berbagai penjuru dunia.

Setelah satu setengah abad berlalu sejak dimiliki Inggris Raya, kini berlian sakral tersebut kembali menjadi rebutan. Adalah India, Srilanka, dan Pakistan yang sama-sama mengklaim sebagai pemilik asli berlian.

India bahkan telah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkannya kembali. Melalui Kementerian Kebudayaannya, mereka telah berulang kali melakukan diplomasi dengan pihak Inggris.

Kementerian Kebudayaan India memiliki alasan bahwa batu mulia tersebut memiliki akar yang kuat dalam sejarah bangsa India.

"Perdana Menteri Narendra Modi telah bertekad untuk mengembalikannya ke India," ujar Kementerian Kebudayaan.

Menarik untuk melihat kelanjutan episode dari berlian yang konon dikutuk ini. Apakah Kohinoor akan melanjutkan kutukannya? Walahuallam!

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun