Tapi, itulah kebahagiaan...
Bahwa kebahagiaan itu tidak lama. Ia tidak bisa dimiliki seumur hidup. Lagipula, jika tidak ada kesusahan, bagaimana kita bisa memahami apa arti kebahagiaan?
Susah dan bahagia adalah satu paket yang seimbang. Mereka saling menghargai dan tidak saling menyakiti.
Meski menjadi tempat favoritku, kursi itu bisa diduduki oleh siapa saja. Entah oleh istri atau para tamu. Terkadang aku yang harus menyerah. Duduk di kursi lainnya yang tidak pernah ditahbiskan.
Tapi, itulah kebahagiaan...
Menyadari bahwa kita tidak hidup sendiri, kebahagiaan kadang harus dibagi. Kursi Kebahagiaan bukanlah singsana raja. Ia tidak akan mencela apalagi mengutuk orang lain yang bukan tuannya.
Kadang kita harus berada di posisi yang lemah. Pengorbanan pun harus dilakukan demi kebahagiaan. Demi istri tercinta dan anak tersayang. Bahkan kadang untuk orang yang tak dikenal.
Tapi, itulah kebahagiaan...
Diriku membayangkan, kursi ini akan menjadi keramat. Puluhan tahun kemudian, ia mungkin masih berada di sana. Atau di tempat yang lebih layak.
Namun, semua orang akan menandainya sebagai kursi keramat yang mampu membawa kebahagiaan.
Sakti, berhasil mengubah hidup banyak orang. Itulah yang tersemat. Peninggalan dukun angka terkenal Indonesia. Â