Ninja dikenal sebagai pembunuh gelap. Mampu melakukan eksekusi dalam senyap. Menghilangkan musuh-musuhnya dalam keadaan terlelap.
Namun, siapa sangka jika sekitar 1000 tahun yang lalu di jazirah arab, ada kelompok pembunuh rahasia yang jauh lebih mengerikan? Mereka Bernama Hashashin.
Kelompok ini dibawah naungan organisasi rahasia. Terdiri dari para pendekar pendatang atau relawan hebat dari berbagai kerajaan. Selain memiliki ilmu bela diri yang tinggi, mereka juga memiliki satu tekad. Siap mati demi tugas.
Awal mulanya, kelompok ini berdiri pada tahun 1090 atas dasar kepentingan bersama. Menghalau musuh yang datang ketika Perang Salib pertama meletus.
Adalah Nizari Ismailis yang merupakan tokoh sentral. Kelompok Hashashin adalah para orang kepercayaannya yang siap menyelesaikan misi yang belum terselesaikan.
Di saat bersamaan, Timur Tengah tidak saja menghadapi ancaman dari luar. Tapi, juga konflik politik dan agama dalam negeri. Ismailis yang merupakan penganut Syiah, mulai khwatir dengan pesatnya penganut Muslim Sunni.
Pemimpin pasukan Hashashin bernama Hassan-i-Sabbah. Ia berbasis di Alamut, kota independen yang berlokasi di sebelah barat daya Iran.Â
Di markasnya, Hassan mengumpulkan para relawan yang siap dilatih. Ia tidak saja mempersiapkan pasukan maut, tapi juga doktrinisasi agar para pengikutnya bersedia menjadi martir.
Mereka dibentuk layaknya pasukan elit berdarah dingin. Memiliki kemampuan teknik bela diri, pengintaian, penyusupan, hingga berbagai keahlian membunuh yang sadis.
Setelah agen-agen eksekutornya berhasil dibentuk, Hassan mulai menjalankan aksinya. Korban-korbannya kebanyakan adalah para Jenderal, pemimpin militer, dan politikus. Semuanya dari pihak musuh, pasukan eropa maupun kaum Sunni.
Condrad of Montferrat adalah salah satunya. Kala itu, tentara salib ini sedang mempersiapkan penobatannya sebagai raja Yerusalem di Tyre pada tahun 1192. Ia mati dibunuh oleh dua orang yang terlihat seperti biarawan.